telusur.co.id - Israel menjadikan para pengungsi Palestina di gedung-gedung sekolah sebagai tameng untuk melindungi kendaraan-kendaraan militer dari kehancuran akibat gempuran sengit dan bertubi para pejuang Palestina di Jalur Gaza.
Melansir Al Jazeera, Rabu (22/11/23), citra satelit menunjukkan bahwa Israel menjadikan sekolah-sekolah yang menjadi tempat perlindungan para pengungsi sebagai zona konsentrasi tengah pertempuran .
Pakar militer dan strategis, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi mengatakan bahwa semua sekolah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) telah berubah menjadi tempat penampungan bagi para pengungsi, dan karena itu pasukan Israel sengaja menempatkan kendaraan militernya di sekitar mereka demi mencegah para pejuang Palestina menyerang kendaraan dan tank.
Dia mencontohkan bahwa para pejuang itu tidak menyerang Rumah Sakit Anak Rantisi sampai rumah sakit ini dikosongkan dari para pengungsi dan dijadikan titik posisi pasukan Israel. Para pejuang Al-Qassam memantau kendaraan-kendaraan Israel ini dan menentukan jenisnya, sebelum melancarkan beberapa serangan berbeda setelah melengkapi informasi intelijen.
Al-Duwairi menjelaskan, Israel mengerahkan lima divisi militernya untuk pertempuran Gaza, yang berarti 45% dari kapasitas tempur tentara pendudukan, sementara 25% lainnya untuk front utara dengan Lebanon, dan 30% sisanya tetap ada, termasuk 10% yang dialokasikan ke Tepi Barat dan yang lain merupakan cadangan strategis.
Diperkirakan terdapat tiga divisi Israel di Gaza, dengan masing-masing divisi memiliki 350 kendaraan tempur, yang berarti keberadaan 1.000- 1.100 kendaraan berbeda, termasuk tank dan pengangkut pasukan, yang diperkuat oleh brigade Givati, Golani, dan pasukan terjun payung.
Al-Qassam mengumumkan penghancuran total atau sebagian dari 290 kendaraan Israel, dan ini berarti bahwa Israel kehilangan 80% peralatan dari salah satu dari tiga divisi militer Israel. [Tp]