Panglima Iran Butuh Militer yang Kuat - Telusur

Panglima Iran Butuh Militer yang Kuat

Panglima Angkatan Darat Mayor Jenderal Amir Hatami

telusur.co.id - Iran harus memiliki Angkatan Darat yang kuat untuk menjaga negara, kata Panglima Angkatan Darat Mayor Jenderal Amir Hatami, menekankan bahwa negara tidak punya pilihan selain menjadi lebih kuat dalam situasi saat ini.

Berbicara di Universitas Kedokteran Angkatan Darat pada kesempatan Hari Dokter Nasional, Mayor Jenderal Hatami menekankan bahwa di dunia saat ini, tidak ada alternatif selain menjadi kuat dan cakap.

"Kita membutuhkan Angkatan Darat yang kuat untuk melindungi negara kita. Angkatan Darat yang kuat adalah yang setiap komponennya menjalankan misi dan tugasnya dengan benar," ujarnya.

Panglima tersebut menekankan peran krusial Angkatan Darat dalam menjaga kemerdekaan, integritas wilayah, dan sistem Republik Islam Iran. Ia mengatakan, “Misi ini penting bagi setiap negara, tetapi di Iran, mengingat posisi strategis dan geopolitik kami, misi ini bahkan lebih penting dan luar biasa.”

Jenderal Hatami mencatat bahwa hal ini telah terjadi sepanjang sejarah Iran karena keadaan unik negara tersebut.

Mengecam kekejaman Israel, ia memperingatkan bahwa wilayah tersebut adalah rumah bagi "rezim pendudukan dan pembunuh anak-anak" yang doktrinnya menegaskan bahwa tidak ada negara yang boleh lebih kuat darinya. "Kita hidup di dunia di mana mereka yang mengklaim kekuasaan mendikte perdamaian melalui kekuasaan, yang berarti penyerahan diri tanpa syarat."

Mengacu pada perang baru-baru ini yang dipaksakan terhadap Iran, komandan tersebut menyatakan bahwa bahkan ketika para pejabat sedang bernegosiasi, negara itu diserang oleh rezim Israel dan AS yang melanggar norma-norma internasional dan prinsip-prinsip hak asasi manusia.

Panglima Angkatan Darat juga memuji personel medis dan perawatan kesehatan Angkatan Darat, menyoroti peran penting mereka selama perang 12 hari.

“Staf medis Angkatan Darat berdiri dengan bangga di samping pasukan garis depan di angkatan udara, darat, dan pertahanan udara, serta seluruh bangsa Iran, berjuang untuk meringankan penderitaan rakyat kami,” ujarnya.

Pada 13 Juni, rezim Zionis melancarkan perang agresi yang tak beralasan terhadap Iran, yang menargetkan wilayah militer, nuklir, dan permukiman selama 12 hari berturut-turut. Amerika Serikat kemudian meningkatkan konflik dengan menyerang tiga lokasi nuklir Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan pada 22 Juni.

Angkatan Bersenjata Iran memberikan respons yang cepat dan tegas. Pasukan Dirgantara IRGC melancarkan 22 gelombang serangan rudal balasan dalam Operasi True Promise III, yang menimbulkan kerusakan signifikan dan kerugian besar di berbagai kota di wilayah pendudukan.

Sebagai balasan atas serangan AS, pasukan Iran juga menargetkan Pangkalan Udara al-Udeid di Qatar instalasi militer Amerika terbesar di Asia Barat  dengan rentetan rudal.

Konfrontasi berakhir pada tanggal 24 Juni, ketika gencatan senjata diberlakukan.

 

Sumber: TNA


Tinggalkan Komentar