telusur.co.id -Warga Gaza akhirnya merasakan kedamaian, meskipun hanya sementara yaitu 4 hari, setelah tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Hamas, pada hari ini Rabu (22/11/23).
Berdasarkan perjanjian yang ditengahi Qatar itu, 50 warga Israel yang ditahan Hamas akan dibebaskan dengan imbalan pembebasan 150 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.
Kesepakatan gencatan senjata itu membuat ratusan truk bantuan kemanusiaan, medis dan bahan bakar boleh memasuki seluruh wilayah Jalur Gaza.
Perjanjian itu juga memungkinkan gencatan senjata diperpanjang dan kemungkinan pembebasan anak dan perempuan yang ditahan oleh kedua belah pihak yang lebih banyak.
Adapun warga Israel yang akan dibebaskan meliputi 30 anak-anak, delapan ibu, dan 12 perempuan lainnya.
Para pejabat Qatar yang menengahi perundingan itu dan Amerika Serikat, Israel serta Hamas selama berhari-hari menyatakan kesepakatan segera dicapai.
Perjanjian tersebut akan menjadi gencatan senjata pertama dalam perang di mana bombardemen Israel telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza yang dikuasai Hamas.
Bombardir tentara zionis Israel itu menewaskan 13.300 warga sipil di daerah kantong kecil berpenduduk padat dan menyebabkan sekitar dua pertiga 2,3 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal, kata otoritas Gaza.
Netanyahu pada Selasa menggelar rapat bersama kabinet perangnya dan kabinet keamanan nasional yang lebih luas mengenai kesepakatan tersebut.
Hamas diyakini menyandera lebih dari 200 orang, yang diambil ketika mereka menyerbu Israel pada 7 Oktober yang diklaim Israel telah menewaskan 1.200 warganya.
Menjelang perjanjian itu diumumkan, Netanyahu mengatakan, intervensi Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah membantu mewujudkan perjanjian tersebut sehingga mencakup sandera yang lebih bayak namun konsesi yang lebih sedikit.
Namun, Netanyahu mengatakan garis besar misi Israel tak berubah.
“Kita sedang berperang dan kita akan melanjutkan perang sampai kita mencapai semua tujuan kita. Demi menghancurkan Hamas, memulangkan semua sandera kita dan memastikan tak ada entitas di Gaza yang boleh mengancam Israel,” kata dia dalam rapat kabinet itu.
Seorang pejabat Amerika Serikat yang mendapat penjelasan mengenai diskusi itu mengatakan, sebelum kesepakatan dicapai, perjanjian itu akan meliputi pertukaran 150 tahanan Palestina.
Berikut isi kesepakatan dari kedua belah pihak dikutip dari Al Jazeera:
Hamas
Terinspirasi oleh tanggung jawab kami terhadap rakyat Palestina yang sabar dan tekun, dan upaya tak kenal lelah kami untuk mendukung ketabahan rakyat kami yang heroik di Jalur Gaza yang bermartabat, dan untuk memberikan bantuan dan mengobati luka-luka mereka, dan dalam upaya kami untuk mengkonsolidasikan keinginan kami, kemenangan perlawanan pada tanggal 7 Oktober dalam menghadapi musuh Zionis.
Setelah perundingan yang rumit dan sulit selama berhari-hari, kami mengumumkan, dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa, bahwa kami telah mencapai kesepakatan gencatan senjata kemanusiaan (jeda sementara dalam pertempuran) selama empat hari, melalui upaya yang gigih dan dihargai dari Qatar dan Mesir, berikut isinya:
– Penghentian pertempuran dari kedua belah pihak, penghentian semua aksi militer oleh tentara pendudukan di seluruh wilayah Jalur Gaza, dan penghentian pergerakan kendaraan militer yang menembus Jalur Gaza.
– Mengizinkan ratusan truk bantuan kemanusiaan, bantuan medis, dan bahan bakar memasuki seluruh wilayah Jalur Gaza, tanpa kecuali, di utara dan selatan.
– Pembebasan 50 perempuan dan anak-anak di bawah usia 19 tahun yang ditahan oleh pendudukan, sebagai imbalan atas pembebasan 150 perempuan dan anak-anak di bawah usia 19 tahun dari penjara pendudukan, semuanya sesuai dengan lamanya masa hukuman mereka.
– Menghentikan lalu lintas udara di selatan selama empat hari.
– Menghentikan lalu lintas udara di utara selama enam jam sehari, mulai pukul 10.00 hingga 16.00.
– Selama jeda pertempuran, pendudukan berkomitmen untuk tidak menyerang atau menangkap siapa pun di seluruh wilayah Jalur Gaza.
– Menjamin kebebasan pergerakan orang (dari utara ke selatan) di sepanjang Jalan Salah al-Din.
– Syarat-syarat perjanjian ini dirumuskan sesuai dengan visi perlawanan dan prinsip-prinsipnya, yang bertujuan untuk melayani rakyat kita dan memperkuat ketabahan mereka dalam menghadapi agresi, dan selalu memperhatikan pengorbanan, penderitaan dan keprihatinan mereka, dan mereka melakukan perundingan ini dari posisi yang teguh dan kuat di lapangan, meskipun ada upaya pendudukan untuk memperpanjang dan menunda perundingan.
– Meskipun kami mengumumkan akan tibanya jeda perjanjian pertempuran, kami menegaskan bahwa kami akan tetap mengambil tindakan, dan brigade kami yang menang akan tetap waspada untuk membela rakyat kami dan mengalahkan pendudukan dan agresinya.
– Kami berjanji kepada rakyat kami bahwa kami akan tetap setia pada darah mereka, pengorbanan mereka, kesabaran mereka, ketabahan mereka, dan aspirasi mereka untuk pembebasan dan kebebasan, pemulihan hak-hak, dan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibukotanya, Insya' Allah."
Israel
Malam ini, pemerintah telah menyetujui garis besar tahap pertama untuk mencapai tujuan ini, yang mana setidaknya 50 sandera – perempuan dan anak-anak – akan dibebaskan selama empat hari, dan selama itu akan diadakan gencatan senjata.
Pembebasan setiap sepuluh sandera tambahan akan mengakibatkan jeda satu hari tambahan.
Pemerintah Israel, [tentara Israel] dan dinas keamanan akan melanjutkan perang untuk memulangkan semua sandera, menyelesaikan pemberantasan Hamas dan memastikan bahwa tidak akan ada ancaman baru terhadap Negara Israel dari Gaza.[Fhr]