telusur.co.id - Gedung Putih mengumumkan pihaknya ingin meningkatkan dan memperluas konflik antara Israel dan Hamas ke Lebanon, namun pada saat yang sama Washintgon mengklaim belum saatnya untuk mencapai gencatan senjata yang komprehensif.
Dikutip Al Mayadeen, usai pidato Pemimpin Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah, Gedung Putih pada hari Jumat (3/11/23) menyatakan bahwa “AS tidak ingin konflik meluas hingga ke Lebanon,” dan “mendukung periode gencatan senjata sementara di Gaza.”
Dengan menyatakan demikian, AS mengaku ingin mencapai gencatan senjata, namun di sisi lain tetap mendukung kontinyuitas serangan Israel terhadap Jalur Gaza, dan tetap enggan menyerukan gencatan senjata.
Sebelumnya di hari yang sama, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengunjungi Tel Aviv untuk ketiga kalinya sejak dimulainya agresi Israel di Gaza yang telah memasuki hari ke-28.
Di hadapan wartawan usai pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog, Blinken menegaskan dukungan negaranya kepada Israel , pada saat Israel terus melanjutkan serangannya dari darat, udara dan laut terhadap Jalur Gaza dengan dalih “tidak terulangnya peristiwa 7 Oktober”.
Pemimpin Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah, dalam pidatonya menegaskan, “Washington sepenuhnya bertanggung jawab atas perang yang sedang berlangsung di Gaza, sementara Israel adalah alatnya. AS-lah yang mencegah penghentian agresi terhadap Jalur Gaza dan menolak keputusan apa pun untuk menghentikannya.” [Tp]