Iran - Cina Bahas Perluasan Hubungan - Telusur

Iran - Cina Bahas Perluasan Hubungan

Sumber Foto: TNA

telusur.co.id - Presiden Iran dan Cina Tiongkok menegaskan kembali kesediaan dan kesiapan kedua negara untuk meningkatkan hubungan dengan pendekatan berwawasan ke depan dan sepenuhnya melaksanakan perjanjian kerja sama komprehensif selama 25 tahun.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan mitranya dari Tiongkok Xi Jinping mengadakan pertemuan di Beijing pada hari Selasa, 2 September.

Menyampaikan salam hangat dari Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei, Pezeshkian memuji keberhasilan Tiongkok dalam memimpin Organisasi Kerjasama Shanghai, dan menyoroti dukungan Iran terhadap pencapaian Beijing.

Ia juga menyuarakan dukungan Teheran terhadap inisiatif Xi mengenai reformasi tata kelola global.

Menekankan bahwa Iran bertekad untuk memaksimalkan hubungan dengan China dalam keadaan apa pun, Pezeshkian mengkritik AS karena menjalankan kebijakan unilateralis melalui agresi terhadap negara lain.

Pezeshkian meyakinkan Xi bahwa Tiongkok dapat mengandalkan Iran sebagai mitra yang kuat dan dapat diandalkan, dan menambahkan bahwa tujuan utama Republik Islam adalah untuk meningkatkan perdamaian dan stabilitas di kawasan serta melawan penindasan, agresi, dan unilateralisme.

Presiden Iran menggarisbawahi kesiapan Teheran, sejalan dengan kebijakan Pemimpin Revolusi Islam, untuk memperluas kerja sama dengan China di semua bidang, termasuk melalui implementasi praktis perjanjian kemitraan komprehensif 25 tahun.

Ia juga menyampaikan minat Iran untuk bekerja sama dengan China dalam pembangunan rel kereta api berkecepatan tinggi dan jalan raya, seraya menyoroti potensi besar untuk kolaborasi.

Presiden Xi, di sisi lain, menekankan kesiapan Tiongkok untuk mempererat hubungan dengan Iran dengan pendekatan berwawasan ke depan. Ia mengatakan kedua pihak dapat mempercepat implementasi perjanjian sebelumnya, termasuk yang dicapai pada pertemuan mereka di Kazan, dan memperluas kerja sama di berbagai bidang.

Xi menggambarkan serangan militer terhadap Iran sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, dan menekankan bahwa “kekuatan bukanlah solusi atas masalah.”

Ia menegaskan kembali status Iran sebagai mitra strategis China, menyerukan kerja sama serius dalam Organisasi Kerja Sama Shanghai untuk melawan unilateralisme.

Mengakui hak sah Iran atas energi nuklir damai, pemimpin Tiongkok itu mengatakan bahwa meskipun adanya sanksi AS dan Barat, Tiongkok telah mempertahankan jalur kerja sama dengan Iran dan tetap siap untuk memperluas hubungan atas dasar saling menguntungkan, khususnya dalam proyek konektivitas.

Ia menambahkan bahwa, sebagaimana dinyatakan pada pertemuan puncak Shanghai Plus sehari sebelumnya, semua negara berhak dihormati, dan upaya untuk membangun perdamaian dan stabilitas di kawasan harus didukung.

 

Sumber: TNA


Tinggalkan Komentar