telusur.co.id - Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia Muslimin Tanja mengatakan, hanya 14,8 persen responden mengatakan pernah mendengar poros partai islam. Sedangkan 59,4 persen mengaku tidak pernah mendengar, sementara 25,8 persen tidak memberikan jawaban.
"Hanya sekitar 14,8 persen mengatakan, masyarakat atau responden mengatakan ya pernah mendengar koalisi itu atau wacana koalisi poros Islam," kata Muslimin, dalam pemaparan hasil surveinya, Minggu (23/5/21).
Muslimin menjelaskan, dari 14,8 responden yang mengetahui wacana tersebut, sekitar 46 persen di antaranya yakin poros Islam bisa terwujud. Kemudian, 43 persen lainnya tidak yakin, dan 11 persen tidak menjawab.
"Dari sisi orang yang mengikuti pemberitaan ini, baru 46 persen (poros Islam) bisa terwujud. Tentu ini tidak kemudian menjadi (kepastian) apakah ini bisa terjadi atau tidak, tentu koalisi baru akan dibangun menjelang pilpres," ujarnya.
"Ini tantangan tersendiri bagi partai poros Islam di mana perspektif publik belum terlalu yakin. Baru 50:50 yang mengatakan bisa terwujud atau tidak," sambungnya.
Menurut Muslimin, rendahnya kesadaran masyarakat, menjadi tantangan tersendiri partai koalisi Islam. Kendati demikian, dalam perspektif publik memperlihatkan bahwa partai-partai yang dinilai paling berpihak terhadap Islam adalah PKB (17,6 persen), PKS (15,8 persen), Gerindra (8,9 persen), dan PPP (7,4 persen).
"Partai Islam paling tidak sudah cukup modal. Misal PKB, PKS, dan PPP kalau kita gabungkan sudah 40 persenan, jadi cukup besar penilaian publik mereka,” tukasnya.
Survei Puspoll dilaksanakan 20 - 29 April 2021 melalui wawancara. Survei dilakukan dengan metode penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan jumlah sampel sebanyak 1.600 responden, margin of error +/- 2,45 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.[Fhr]