telusur.co.id - Andi Taufan Garuda Putra mundur dari jabatan Staf Khusus Presiden Joko Widodo, menyusul Belva Bevara yang sebelumnya juga mundur.
Anggota DPR dari Fraksi PKS Mardani Ali Sera mengapresiasi sikap yang diambil Andi Taufan. Namun, perlu dicek mundurnya Andi karena tekanan atau tidak.
“Pertama, apresiasi. Kedua, perlu dicek apakah ada tekanan,” ujar Mardani di Jakarta, Jumat (24/11/20).
Andi Taufan yang merupakan CEO PT Amartha mundur dari posisi Staf Khusus Presiden Jokowi. Andi sebelumnya dikritik karena membuat surat kepada para camat.
Lewa surat itu, Andi meminta para camat mendukung relawan PT Amartha Mikro Fintek dalam menangani virus corona (Covid-19). Perusahaan itu diketahui milik Andi.
Mardani menegaskan, keberadaan Stafsus milenial Presiden ini memang banyak catatan.
Ia menduga, tidak menutup kemungkinan akan ada lagi yang mengikuti jejak Belva dan Andi taufan untuk dari stafsus.
Kendati demikian, Mardani menilai, masalah ini adalah kesalahan Presiden Jokowi karena tidak bisa membina anak buahnya.
“Komen saya, yang salah bukan prajurit tetapi jenderalnya. Pak Presiden perlu bertanggung jawab pada pembinaan stafsusnya,” tukasnya.[Fhr]
Laporan: Tio Pirnando