Stafsus Presiden Mundur, AS Hikam: Semoga Diikuti Oleh yang Satunya - Telusur

Stafsus Presiden Mundur, AS Hikam: Semoga Diikuti Oleh yang Satunya

Pengamat politik dari President University, Muhammad AS Hikam.

telusur.co.id - Pengamat politik dari President University, Muhammad AS Hikam mengapresiasi pengunduran diri CEO Ruangguru Adamas Belva Syah Devara dari jabatan Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

"Pengunduran diri Belva sebagai Stafsus PJ patut diapresiasi. Itulah tanggung jawab etik yang benar," tulis AS Hikam di akun Facebooknya, Selasa (21/4/20). 

Hikam berharap, keputusan Belva itu bisa diikuti oleh salah satu stafsus Presiden yang beberapa hari terakhir namanya juga ramai diperbincangkan publik. 

"Semoga diikuti oleh yang satunya. IMHO," kata mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi era Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu. 

Belva Devara mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Stafsus Presiden Jokowi melalui surat terbuka yang diunggah di akun Instagramnya, @belvadevara, Selasa (21/4/20). 

Keputusan itu diambil Belva setelah polemik masuknya Ruangguru sebagai salah satu mitra resmi pemerintah dalam pelatihan online  program Kartu Prakerja. Banyak pihak menuding ada konflik kepentingan dalam proyek kartu bernilai total Rp 20 triliun tersebut.

Selain Belva Devara, nama Stafsus Presiden Jokowi dari kalangan milenial, Andi Taufan Garuda Putra juga mendapat sorotan publik karena membuat surat dengan kop Sekretariat Kabinet yang ditujukan kepada para camat seluruh Indonesia.

Surat tersebut berisi permohonan agar para camat mendukung edukasi soal wabah virus corona (Covid-19) dan pendataan kebutuhan alat pelindung diri (APD) Puskesmas yang dilakukan oleh perusahaan pribadinya, yakni PT Amartha Mikro Fintek (Amartha).

Setelah tindakannya itu mendapat kecaman dari berbagai pihak karena diduga ada konflik kepentingan dan penyalahgunaan wewenang, Pada 14 April, Andi pun mengaku mencabut surat tersebut dan meminta maaf atas kesalahannya itu.

"Saya mohon maaf atas hal ini dan menarik kembali surat tersebut," kata Andi Taufan dalam surat terbuka yang diterima, Selasa (14/4/20).

Andi menjelaskan, surat tersebut bersifat pemberitahuan dan dukungan kepada program desa untuk melawan Covid-19 yang diinisiasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Taufan juga menjelaskan tidak ada maksud buruk dalam surat tersebut. [Tp]


Tinggalkan Komentar