telusur.co.id - Rencana perpindahan ibukota Indonesia belum terlihat ada tanda-tanda dihentikan, di tengah perekonomian yang dianggap belum stabil.
Ekonom senior Rizal Ramli menyebut, seharusnya DPR menolak kelanjutan pembangunan Ibukota baru.
Rizal Ramli mengaku sedih karena dirinya sering banyak mendapatkan aduan dan keluhan dari rakyat. Padahal, untuk mendengarkan dan mengatasi keluhan rakyat adalah tugasnya DPR sebagai wakil rakyat.
Tapi karena DPR-nya jadi yes man, jadi pegawai suruhan dari ketua umum, bukan wakil rakyat, mereka tidak menjalankan fungsi pengawasan sama sekali," ujar Rizal seperti dikutip dari Kegeraman dalam video yang diunggah di akun YouTube Dr Rizal Ramli bertajuk "Rizal Ramli: Dominasi Oligarki Membuat Demokrasi Tidak Bekerja untuk Kesejahteraan Rakyat". Selasa(2/11/2021).
Apalagi kata Rizal, dari 575 anggota DPR RI, sebanyak 265 orang nepotisme. Di mana, istrinya, mantunya, adiknya dari 265 orang tersebut nepotisme. Sedangkan sisanya, bayar buat jadi anggota DPR.
"Itulah mereka tidak pernah menyuarakan aspirasi rakyat," kata Rizal.
Rizal menyebut, ibukota abal-abal aja yang tidak ada pentingnya, yang ngabisin duit banyak, buntutnya cuma diduga dihuni nanti oleh penduduk dari China, calon gubernurnya pun Si Ahok sudah bakal dipasang di situ.
"DPR sama sekali tidak ngomong apa-apa," jelas Rizal, namun dalam penjelasannya PKS pengecualian.
Padahal kata Rizal, rakyat lagi butuh uang untuk makan, butuh pekerjaan. Akan tetapi, rezim saat ini malah bikin proyek abal-abal yang tidak jelas prioritasnya.
"Tidak ada satupun anggota DPR yang mengatakan ini proyek gak benar, abal-abal. Saya katakan, ini bukan ibukota baru buat Indonesia, ini ibukota baru untuk penduduk China yang bakal pindah, ini Beijing jilid dua, ibukota Beijing jilid dua," tegas Rizal.
Akan tetapi, Rizal mengaku, hanya ada satu anggota DPR yang bersuara, yaitu Rachmad Gobel.
"Ada si Gobel, bagus tuh Gobel. Cuma satu, yang lainnya tidak punya nyali," pungkas Rizal. (Fie)