telusur.co.id - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin meyakni, jika naskah pidato Presiden Joko Widodo terkait Bipang Ambawang makanan khas Kalimantan, sudah melalui proses yang serius dan ditata.
"Dalam menulis pidato tidak ada yang tidak sengaja. Karena semua pidato presiden itu serius dan ditata dengan bagus, baik konten maupun tata bahasa dan lain-lain," kata Ujang kepada wartawan, Minggu (9/5/21).
Ujang menduga, narasi teks pidato Presiden dibuat oleh orang yang tidak mengerti akan makanan haram bagi umat Islam.
"Sehingga dirokemendasikan untuk dibeli secara online oleh presiden," paparnya.
Namun, narasi Bipang Ambawang ini sedianya juga dapat saja membuat umat Islam bingung.
"Karena masa iya di hari raya idul fitri yang suci, presiden meminta rakyatnya untuk memesan salah satu makanan yang diharamkan dalam Islam," tandas Ujang.[Fhr]