telusur.co.id - Unit-unit pertahanan udara Suriah telah berhasil mencegat dan menjatuhkan sebagian besar rudal yang diluncurkan oleh pesawat-pesawat militer Israel ke target-target di sekitar ibu kota negara Arab tersebut, Damaskus.

Kantor berita resmi Suriah, SANA, mengutip sebuah sumber militer, melaporkan bahwa pesawat-pesawat tempur Israel menembakkan beberapa rudal dari arah Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel ke beberapa target di dekat Damaskus sekitar pukul 2:25 pagi waktu setempat pada hari Jumat (2325 GMT Kamis), tetapi pertahanan udara Suriah dapat menjatuhkan sebagian besar proyektil tersebut.

Sumber tersebut mengatakan bahwa serangan tersebut telah menyebabkan kerusakan material pada lokasi yang ditargetkan.

Serangan udara Israel terhadap negara Arab yang dilanda krisis ini terjadi di tengah serangan berdarah rezim Zionis Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di wilayah pesisir, termasuk rumah sakit, tempat tinggal, dan rumah ibadah, sejak gerakan perlawanan Palestina melancarkan serangan mendadak, yang dijuluki Operasi Badai al-Aqsa, terhadap rezim tersebut pada tanggal 7 Oktober.

Sedikitnya 11.500 warga Palestina telah terbunuh, termasuk 4.710 anak-anak. Lebih dari 29.800 orang juga mengalami luka-luka.

Menurut Kementerian Kesehatan, 3.640 warga masih hilang atau tertimbun reruntuhan, termasuk 1.770 anak-anak.

Israel sering menargetkan posisi militer di dalam wilayah Suriah, terutama posisi-posisi gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon yang telah memainkan peran kunci dalam membantu tentara Suriah dalam perang melawan teroris yang didukung oleh pihak asing.

Rezim Tel Aviv jarang mengomentari serangan pengecutnya di wilayah Suriah, yang dilihat banyak orang sebagai reaksi spontan terhadap keberhasilan fenomenal pemerintah Suriah dalam menghadapi dan menghancurkan terorisme.

Israel telah menjadi pendukung utama kelompok-kelompok teroris yang menentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad yang terpilih secara demokratis sejak militansi yang didukung oleh pihak asing meletus di Suriah. [Tp]