telusur.co.id - Pemimpin kelompok oposisi Israel, yang juga mantan Perdana Menteri rezim itu, Yair Lapid, mengakui bahwa Israel terkejut dan lumpuh karena operasi perlawanan Badai Al Aqsa.
Seperti dikutip Times of Israel, Kamis (26/10/2023), yair Lapid mengakui bahwa akibat serangan luas kelompok-kelompok perlawanan di Gaza, pada 7 Oktober lalu, pemerintah Israel terkejut dan lumpuh.
"Kita bisa memahami keterkejutan dan kelumpuhan pemerintah Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, tapi sulit untuk memahami bagaimana Israel belum bangkit setelah tiga minggu perang," kata Lapid.
Pemimpin kubu oposisi Israel itu memberikan delapan saran kepada pemerintah Israel untuk bangkit dari keterkejutan dan kelumpuhan akibat serangan Hamas.
Di antara saran Yair Lapid tersebut adalah meningkatkan frekuensi komunikasi dengan masyarakat dan meningkatkan pelayaan terhadap warga yang dievakuasi.
Selain itu, imbuh mantan PM Israel, harus ada penambahan bantuan finansial bagi pasukan cadangan dan pasukan di garis depan, menutup kementerian-kementerian yang tidak berguna, dan mengalihkan dana koalisi untuk perang.
Terkait kementerian-kementerian yang dianggapnya tidak berguna, Lapid menerangkan, kementerian-kementerian itu tidak perlu ada terutama di masa perang.
Menurutnya, pemerintah Israel, tidak mungkin untuk melanjutkan jalan yang sekarang ini. [Tp]