telusur.co.id - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Libya pada hari Rabu (25/10/23) menyerukan kepada para duta besar negara-negara yang mendukung Israel untuk segera meninggalkan Libya.

Rai Al Youm, Kamis (26/10/23) melaporkan, seruan itu diputus sebagai protes terhadap dukungan negara-negara itu kepada serangan brutal dan membabi buta Israel di Jalur Gaza.

Israel terus melancarkan serangan di Jalur Gaza, sebagai respons atas serangan yang dilakukan Hamas di wilayah selatan Israel (Palestina pendudukan 1948) pada 7 Oktober 2023 lalu.

Parlemen Libya dalam sebuah pernyataan menegaskan, perang yang terjadi di Gaza saat ini adalah perang genosida yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Barat terhadap orang-orang yang tidak berdaya dan terkblokade.

“Demi tanggung jawab sejarah dan kemanusiaan, kami menyerukan kepada para duta besar negara-negara pendukung kejahatan entitas pendudukan (Israel) untuk segera meninggalkan Libya,” tegas pernyataan parlemen Libya.

Tidak jelas bagaimana permintaan kepergian duta besar negara-negara Barat akan dilaksanakan, karena markas besar misi diplomatik asing berlokasi di ibu kota, Tripoli, di Libya barat, sebuah wilayah yang berada di bawah pemerintahan yang diakui secara internasional yang dipimpin oleh Abdul Hamid Al- Dabaiba, yang tidak mendapat dukungan dan pengakuan dari parlemen, yang berbasis di bagian timur negara ini. [Tp]