telusur.co.id - Anggota DPR RI dari fraksi partai Demokrat, Sartono Hutomo mengatakan, kebijakan pemerintah yang mengeluarkan program kartu prakerja dalam bentuk digital sebagai upaya membantu kaum pekerja yang terdampak Covid-19, sama sekali tidak memberi kemudahan kepada masyarakat.
Menurut dia, program tersebut terlalu berbelit-belit ditengah kebutuhan warga yang mendesak dimasa pandemi seperti ini.
"Mau kasih bantuan kok mesti lewat aplikasi gitu. Mestinya konkret saja kalau mau kasih bantuan. Rakyat hari ini butuh makan bukan aplikasi," kata Sartono kepada wartawan, Kamis (16/4/20).
Anggota Komisi VII DPR ini juga mempertanyakan terkait penggunaan anggaran dibalik program tersebut. Karena, anggaranyan cukup besar, namun transparansinya masih menjadi tanda tanya.
"Anggaran gede itu loh Rp6.5 Triliun. Harus transparan donk mulai dari ada tidaknya tender misalnya karena itu anggaran milik masyarakat bukan korporasi," sindirnya.
Ia menyarankan, ketimbang membuat aplikasi yang mahal, sebaiknya pemerintah langsung saja memberikan uang tunai kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
“Kalau lewat aplikasi gitu, kita gak tahu transparansi datanya seperti apa. Apa betul yang daftar orang yang terdampak atau gimana?" kritiknya.
Oleh sebab itu, Sartono mengaku tidak habis pikir dengan sikap pemerintah di tengah urusan wabah ini belum selesai.
"Mestinya fokus urus penanganan wabah ini bukan ngomongin yang lain. Soal pariwisata sebaiknya nanti dululah diomonginnya," tegasnya
Tak hanya itu, Sartono pun menyarankan agar ada realokasi anggaran yang lebih besar untuk fokus menangani pandemi ini.
"Anggaran infrastruktur sebaiknya dialihkan saja untuk penanganan Covid-19. Toh bikin infrastruktur ditengah kondisi seperti ini juga tidak akan berpengaruh terhadap perekonomian," ujarnya.
Sartono juga menyarankan agar pemerintah saat ini untuk banyak berdiskusi dengan berbagai pihak dalam menangani kondisi saat ini.
"Jangan gengsi mesti banyak mendengar masukan dari masyarakat. Minta saran dan masukan dari pemerintah sebelumnya misalnya yang sudah punya pengalaman selama sepuluh tahun. Kita sama-sama selamatkan bangsa dan negara ini harusnya cara berpikirnya jangan lagi ada gengsi-gengsi," tandasnya.[Fhr]