telusur.co.id - Sejak empat bulan lalu, krisis air bersih akibat kekeringan, melanda Kampung Hujung Kidul, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahiwarga, Kota Cimahi, Jawa Barat.
Akibatnya, setiap anak di daerah itu, tidak mandi saat hendak pergi ke sekolah. Mereka rata-rata masih duduk di bangku sekolah dasar.
Menurut seorang warga bernama Deden (41), sebagaimana dilansir dari Antara, Rabu (20/8/2019), untuk kebutuhan air, warga harus membeli.
"Air sumur sudah kering, kita terkadang beli air galon harganya Rp 4.000," kata Deden di Cimahi.
Untuk pergi ke sekolah, kata dia, anaknya tersebut hanya sempat mencuci muka. Sedangkan untuk mandi, baru bisa ketika tidak terjadi krisis air.
Selama dilanda krisis air, ia mengaku rutin membeli air galon untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam sehari harus membeli lima galon dengan harga Rp 4.000 per galonnya.
"Terkadang kami hanya satu kali (mandi), gara-gara kekurangan air," katanya.
Sejak dilanda krisis air tersebut, Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Pemadam Kebakaran juga sudah menditribusikan bantuan air dengan sejumlah mobil tangki air.
Setiap harinya warga yang terdampak itu sudah mengantre untuk mendapat air bersih dari mobil tangki sejak jam 09.00 WIB. Para warga tersebut mengambil air sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Dengan demikian, Deden berharap pemerintah dapat lebih sensitif dalam mengantisipasi krisis air tersebut.
"(Pemerintah) harus siap siaga, langsung turun ke lapangan," katanya. [ipk]