telusur.co.id - Kemarahan Presiden Joko Widodo kepada para menterinya yang tidak memberikan penjelasan rinci kepada masyarakat terkait kenaikan harga minyak goreng, Pertamax dan sejumlah kebutuhan pokok lainnya, harus diikuti aksi nyata, yaitu reshuffle kabinet. Terlebih saat ini merupakan waktu yang tepat untuk merombak kabinet.
"Mestinya kemarahan tersebut menjadi kemarahan yang harus ada eksekusi, harus ada actionnya. Apa eksekusinya? yaitu mereshuffle anak buahnya atau menterinya yang tidak bagus itu," kata pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, kepada telusur.co.id, Jumat (8/4/22).
Menurut Ujang, sangat tidak ada gunanya jika Jokowi terus mempertontonkan kemarahan terhadap para menterinya di depan publik. Berlahan, masyarakat pun akan jenuh dan menganggap presiden hanya bisa marah tapi tidak mempunyai nyali untuk mereshuffle anak buahnya sendiri.
Bahkan, Ujang menganggap, Jokowi hanya membuang waktu jika sekadar marah-marah tanpa merealisasikan reshuffle. Dan, saat ini merupakan waktu yang pas untuk reshuffle kabinet.
"Jadi saya melihat kemarahan Pak Jokowi adalah kemarahan yang mestinya berujung pada eksekusi atau action untuk mereshuflle kabinetnya. kalau tidak ya buat apa marah-marah itu dilakukan kalau tidak ada eksekusinya," sindir Ujang.[Fhr]