telusur.co.id - Seorang pejabat Israel mengatakan, pihaknya menolak syarat-syarat yang diajukan Jihad Islam jika Israel ingin serangan rudal dari Gaza dihentikan.
Hal itu diungkapkan Barak Ravid, seorang jurnalis situs Walla yang mengutip pernyataan pejabat Rezim Zionis tersebut.
Tiga syarat itu adalah penyerahan jenazah Khidr Adnan, tahanan Palestina yang gugur di penjara Israel, setelah mogok makan selama 86 hari, penghentian aksi teror di Tepi Barat, dan pembatalan Pawai Bendera Israel yang rencananya akan diadakan di kota lama Quds (Yerusalem) pada pekan mendatang.
Menurut Ravid, Tel Aviv telah memberi tahu Kairo bahwa pihaknya tidak menyetujui penyerahan jenazah Adnan dan penghentian operasi teror terhadap para pemimpin kelompok pejuang Palestina.
Media-media Israel yang dikutip Farsnews, Jumat (12/5/23) melaporkan bahwa perundingan untuk gencatan senjata di Gaza masih berlanjut, namun belum membuahkan hasil. Tampaknya situasi kian rumit setelah Tel Aviv menolak syarat-syarat dari Jihad Islam.
Mengutip dari beberapa sumber, Radio Israel mengumumkan hingga saat ini, tidak ada solusi yang disetujui dalam perundingan gencatan senjata. Diprediksi Jihad Islam akan melancarkan serangan rudal dan roket besar-besaran demi membalas gugurnya para komandannya di Gaza.
Setelah Israel menolak syarat-syarat Jihad Islam, Menteri Perang Israel Yoav Gallant mengatakan, pihaknya bersiap untuk kemungkinan meningkatnya jangkauan serangan rudal dari Gaza.
Radio Tentara Israel mengabarkan bahwa setelah berdialog dan mengevaluasi situasi terkini dengan Kepala Staf Umum Tentara Israel, Gallant menginstruksikan Militer Israel untuk mempertahankan level tinggi kesiagaan demi menghadapi potensi meluasnya serangan para pejuang Palestina. [Tp]