telusur.co.id - Jika diserap dengan baik, nilai-nilai Pancasila dipastikan akan menyelesaikan semua persoalan dari kemajemukan bangsa Indonesia. Karena, Pancasila yang merupakan dasar negara dan pandangan hidup berbangsa, berasal dari kristalisasi budaya Nusantara.
Hal itu disampaikan Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid dalam diskusi daring bertajuk "Selesaikan Perbedaan dengan Nilai-nilai Pancasila", beberapa waktu lalu.
"Selama ini terkesan Pancasila itu memudar di tengah masyarakat. Terkesan Pancasila dilupakan. Setiap Pakar boleh berpendapat, tapi tidak boleh diganggu gugat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kita harus selalu mengimplementasikan dengan kesepakatan. Kesepakatan itu berupa norma tidak tertulis. Artinya, dasar dari kehidupan adat istiadat," kata Habib Syakur dalam keterangannya, Selasa (1/2/22).
Habib Syakur mengimbau kepada semua anak bangsa untuk bergandengan menerapkan prinsip-prinsip dasar kehidupan, dengan mengedepankan toleransi, musyawarah untuk mendapatkan mufakat titik temu, mengedepankan tenggang rasa, saling menghormati menghargai antara muda dengan yang tua, dan sebaliknya.
"Nenek moyang kita menerapkan nilai-niali itu, jadi harus disyukuri bahwa kemajemukan bangsa ini ada karena Indonesia yang rahmatan lil'alamin," ujarnya.
Habib Syakur menganggap, sebenarnya dalam sebuah perbedaan itu tidak perlu dikelola, tapi harus disyukuri. Karena, setiap yang lahir di bumi Nusantara ini mempunyai peran yang tidak tergantikan, dengan kelebihan masing-masing.
Artinya, masing-masing mempunyai peran yang tidak pernah tergantian untuk membangun Indonesia. "Nah, kalau masing-masing saling mengandalkan ego, itu tidak akan ketemu ujungnya. Intinya, dalam sebuah perbedaan itu tidak boleh menjadi pemicu sebuah konflik," tuturnya.
Maka dari itu, setiap perbedaan harus dicari titik temu untuk mufakat dalam sebuah musyawarah. Nilai-nilai Pancasila harus dikedepankan untuk mufakat. Jika itu yang dilakukan, Habib Syakur yakin, Indonesia akan selalu menjadi negeri yang aman, damai, dan tentram.
"Saya yakin negeri kita pasti aman tentram. Berbeda pendapat, tidak harus menghina tidak harus saling menyakiti, berbeda pendapat itu untuk mencari titik temu strategis untuk kemaslahatan bersama," tutupnya.[Fhr]