Diduga Hina Kalimantan dengan Menyebut Pasarnya Genderuwo, Mardani Maming Semprot Edy Mulyadi - Telusur

Diduga Hina Kalimantan dengan Menyebut Pasarnya Genderuwo, Mardani Maming Semprot Edy Mulyadi

Mardani H. Maming bersama Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf. Foto: Dok. HIPMI

telusur.co.id - Nama Edy Mulyadi kembali menjadi sorotan usai videonya yang diduga menghina Kalimantan viral di media sosial. Dalam video yang viral, Edy bersama sejumlah pihak lainnya menyatakan penolakan terkait pemindahan ibu kota ke Kalimantan.

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Mardani H. Maming yang merupakan orang Kalimantan mengatakan, perdebatan perbedaan pendapat harus dengan cara yang santun dan logis berdasarkan data dan analisa.

"Saya sebagai orang Kalimantan sangat tersinggung, saya rasa perdebatan perbedaan pendapat boleh tapi dengan cara-cara yang santun dan logis berdasarkan data dan analisa. Tentunya untuk membangun sebuah daerah perlu sebuah afirmasi kebijakan juga yang dilakukan atau dicontohkan oleh Bapak Presiden Jokowi. Menurut saya, pemindahan IKN tidak hanya soal bangunan fisik, tetapi menjadi wujud keseriusan Indonesia dalam mendorong keramahan lingkungan dimana energi hijau menjadi yang utama. Ini harus kita dukung," ujar Maming, Minggu (23/1/22).

Menurutnya, pemindahan ibu kota ke Kalimantan tentu perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak yang ada. 

Mantan Bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, itu pun mendukung pemindahan ibu kota ke Kalimantan, jika pihak lain menyatakan penolakan, jangan sampai menghina atau rasis.

"Hati-hati dalam menyampaikan pendapat, saya bangga lahir di Kalimantan yang menjadi bagian NKRI dan mendukung kebijakan Pak Jokowi sebagai pemerataan pembangunan," ujar Maming dalam akun Instagramnya @mardani_maming yang kolom komentar mendapat dukungan ribuan netizen hingga Presiden PKS Ahmad Syaikhu juga turut berkomentar.

Diketahui, Edy Mulyadi menyinggung terkait pihak mana yang ingin membangun perumahan di sana jika ibu kota negara dipindahkan ke Kalimantan. Ia kemudian menyebutkan sejumlah nama perusahaan properti yang terkenal di Indonesia.

Edy Mulyadi mempertanyakan perusahaan mana yang ingin membangun dan memasarkan hunian yang mereka buat di Kalimantan. Dalam pernyataan tersebut, terdengar Edy Mulyadi menghina Kalimantan sebagai tempat yang berbau mistis.

Edy Mulyadi mempertanyakan perusahaan mana yang ingin membangun dan memasarkan hunian yang mereka buat di Kalimantan.

"Pasarnya siapa? Kalau pasarnya kuntilanak, genderuwo, ngapain gue bangun di sana?" ucapnya.

Setelah itu, Edy Mulyadi pun menanyakan kepada pria di sebelahnya yang tinggal di Gunung Sahari, Jakarta Pusat, apakah berminat pindah ke Kalimantan? 

"Nggak ada. Nih, sampean tinggal di mana? di mana Jakartanya? Mana mau dia tinggal di Gunung Sahari pindah ke Kalimantan, Penajam sana, untuk beli rumah di sana. Gua mau jadi warga ibu kota baru, mana mau?" tuturnya.[Fhr


Tinggalkan Komentar