telusur.co.id - Himpunan Masyarakat Soehartonesia (HMS) Indonesia adalah organisasi masyarakat yang memperjuangkan amanat dan ajaran H. M. Soeharto serta melanjutkan cita-citanya.
Metua Umum HMSI, Giyanto Hadi Prayitno mengatakan, adanya isu pergeseran dirinya dari Ketum sudah lama terdengar sejak 8 Bulan lalu. Ia menegaskan, dankepengurusan HMSI tetap berjalan seperti biasa dengan dirinya sebagai Ketum.
"Tidak ada dua kepengurusan di HMSI. Memang ada segelintir pengurus yang menamakan dirinya sebagai Dewan Pendiri Utama yang dalam tanda kutip sedang berpetualang untuk menggeser saya sebagai ketua umum yang sah. Saya anggap itu sebagai dinamika organisasi yang biasa biasa saja," kata Giyanto, Sabtu (8/5/21).
Giyanto menambahkan, sampai saat ini HMS Indonesia tetap solid satu komando tidak ada dualisme pengurus. Sebenarnya, sebagian oknum tersebut lebih dari 1 tahun tidak aktif dan sudah mengundurkan diri bergabung dengan ormas sejenis lainnya.
Sedangkan HMS Indonesia adalah ormas yang mandiri, setiap mengadakan kegiatan tidak pernah meminta sumbangan atau mengirim proposal ke Keluarga Cendana, murni swadaya Pengurus. Namun demikian, sebagai marwah HMS Indonesia tetap dan selalu menjaga hubungan baik dengan Keluarga Cendana yang terus mendukung atas Kemandirian HMS Indonesia.
Widyawati F. Imelda, Sekjend HMSI menambahkan bahwa HMS Indonesia mampu melewati berbagai ujian dalam beberapa tahun ini. Pasang naik dan pasang surut sebagai sebuah organisasi, telah bayak dilalui bersama.
"Adapun jumlah mereka yang sedang berpetualang saya namakan kegiatan terselubung itu hanyalah segelintir saja, sama sekali tidak ada artinya bagi kita," ucapnya.[Fhr]