telusur.co.id - Pernyataan Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) terkait usulan untuk mencopot Yudian Wahyudi dari Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila  (BPIP) terkesan spontanitas dan penuh nuansa politis sesaat.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur riset Center  for Strategic on International and Islamic Studies (CSIIS) Ali Muhtarom menanggapi ucapan Cak Imin dalam sambutannya di acara harlah PMII, Senin (18/4/22) kemarin.

"Cak Imin seharusnya lebih kritis dan tidak memaksakan statemen tersebut di hadapan para kader PMII," kata Ali kepada wartawan, Selasa (19/4/22).

Menurut Ali, sebagai aktivis PMII yang kritis, tentu Cak Imin sangat memahami konteks pernyataan Kepala BPIP yang sempat viral tentang tuduhan "agama sebagai musuh Pancasila".

"Mengapa tiba-tiba cak Imin menyinggung berita lama  yang  lucunya dipahami dari kacamata sumbu pendek. Lantas apa bedanya dengan mereka yang selama ini terus-menerus meredupkan semangat pembumian Pancasila?" ungkapnya.

Ali menilai, ada yang disembunyikan dari pernyataan Cak Imin tentang substansi pernyataan Kepala BPIP tentang tuduhan "agama musuh Pancasila" tersebut.

"Jika dipahami secara komprehensif, konteks saat itu kan dalam rangka menghadang pengaruh ideologi khilafah yang diusung Eks-HTI," terang Ali.

Ali menduga, jangan-jangan ada motif lain dari pernyataan Cak Imin tersebut, yaitu framing untuk menarik simpati dari kalangan kelompok Islamisme yang selama ini berseberangan dengan BPIP,  terutama kepada Yudian Wahyudi yang begitu kencang dan punya nyali dalam menghadang laju gerakan khilafah di Indonesia.

Lebih lanjut, Ali menilai pernyataan Cak Imin tersebut kurang etis ketika disampaikan di hadapan kelompok aktivis yang terdidik karena pilihan bahasanya yang peyoratif. Jika dipahami dengan kritis, seharusnya tidak muncul kata "bodoh" terkait pernyataan yang dituduhkan terhadap pemahaman keislaman Kepala BPIP.

"Justru dengan argumentasinya yang diambil dari pendekatan maqashid syariah dari kepala BPIP saat ini mampu mematahkan argumentasi keagamaan para pengusung khilafah," sebutnya.

Dikatakan Ali, pengaruh ideologi khilafah saat ini sangat masif melakukan infiltrasi ke berbagai lembaga dan instansi pemerintahan.

Ali menyebut, doktrin kelompok pengusung khilafah memang jelas, menyebarkan propaganda pemikiran radikal untuk membuat narasi mempertentangkan agama dengan Pancasila karena adanya doktrin hakimiyah yang ingin diperjuangkan mereka.

"Jika motif dari pernyataan cak Imin tentang Kepala BPIP hanya untuk mencari sensasi politik, maka akan menyebabkan blunder dari perjuangan PKB yang selama ini dianggap kental dengan konsep Gus Dur tentang pribumi Islam yang terejawentahkan dalam Islam Nusantara yang saat ini dikembangkan oleh NU," pungkas Ali. [Tp]