Corruption Perception Index 2022 Anjlok, Pengamat: Korupsi Di DKI Masih Banyak - Telusur

Corruption Perception Index 2022 Anjlok, Pengamat: Korupsi Di DKI Masih Banyak


telusur.co.id - Pengamat politik, Hari Purwanto menilai, KPK sangat lamban dalam menangani kasus korupsi. Sehingga membuat Corruption Perception Index (CPI) atau Indeks Persepsi Korupsi tahun 2022 anjlok dibanding tahun sebelumnya.

Hari menyebut, salah satu yang menyebabkan turunnya CPI tahun 2022 tersebut ialah maraknya kasus korupsi di Ibu Kota, terlebih saat ini dengan memakai modus berbayar.

"Korupsi di DKI masih banyak dengan modus lebih bayar. Dan itu kan juga bentuk korupsi yang mengakibatkan menurunnya CPI," kata Hari dalam keterangannya tertulisnya, Jumat (3/1/23).

Oleh karena itu, ia mendorong eks penyidik KPK, Novel Baswedan untuk segera meminta kepada teman-temannya ungkap dugaan kasus korupsi Formula E.

"Formula E itu juga korupsi. Jadi kalau betul-betul mereka (Novel Baswedan CS) pemberantas korupsi, dukung KPK ungkap korupsi di DKI," ucap Hari.

Hari juga meminta kepada KPK untuk menunjukkan keseriusanya dengan melibatkan BPK dalam mengungkap dugaan kasus korupsi Formula E. Sehingga Corruption Perception Index (CPI) dapat naik kembali pada tahun ini.

"KPK sendiri harus menunjukkan keseriusan. Bahkan keseriusan tersebut dengan melibatkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan permintaan penghitungan kerugian negara," ujar Hari.

Dengan KPK menggandeng BPK, kata Hari, maka nantinya tidak lagi memerlukan syarat harus dulu tahap penyidikan, bisa juga pada tahap penyelidikan. 

"BPK wajib audit penggunaan APBD DKI tahun 2019 khusus Formula E dalam tahap penyelidikan. Tahapan dari penyelidikan menuju penyidikan dalam penanganan korupsi Formula E bisa menjadi salah faktor dominan Corruption Perception Indeksi (CPI)," pungkas Hari. [Fhr]


Tinggalkan Komentar