telusur.co.id - Pemimpin Besar Revolusi Republik Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menilai perang yang terjadi antara Israel dan Gaza saat ini bukanlah pertempuran antara Israel dan Gaza, tapi pertempuran antara hak melawan batil.
Dikutip Parstoday, Ayatullah Khamenei, Rabu (1/11/23) dalam pertemuan dengan para pelajar Iran untuk memperingati Hari Pelajar, meyakini bahwa perang yang terjadi saat ini di Jalur Gaza adalah perang antara arogansi dan iman.
"Di satu sisi kekuatan iman, dan di sisi lain kekuatan arogan. Kekuatan arogan diwujudkan dengan bom, tekanan militer, pemboman, bencana dan kejahatan, tapi kekuatan iman akan mengalahkan semua ini berkat bantuan Ilahi," kata Ayatullah Khamenei.
Pada saat yang sama, Ayatullah Khamenei, menilai rakyat Gaza telah berhasil menggerakkan hati nurani umat manusia dengan kesabaran dan ketabahan mereka dalam menghadapi kejahatan Rezim Zionis Israel.
"Sekarang kalian lihat apa yang sedang terjadi di dunia. Di negara-negara Barat, di Inggris, di Prancis, di Italia, di Amerika sendiri, di berbagai negara bagian, rakyat dalam jumlah banyak turun ke jalan menentang Israel, dan di banyak kasus meneriakkan slogan anti-Amerika. Reputasi mereka sudah hancur. Mereka benar-benar tidak punya cara untuk memulihkannya, mereka tidak bisa menjustifikasinya," ungkap Rahbar.
Menurut Rahbar, tersingkapnya topeng-topeng kepalsuan hak asasi manusia dari muka Barat, dan dipermalukannya mereka di hadapan masyarakat dunia, dikarenakan buah dari kesabaran, perjuangan dan keteguhan rakyat Gaza yang tidak pernah mau menyerah.
Ayatullah Khamenei juga menyinggung pukulan keras dan menghinakan terhadap reputasi serta harga diri Rezim Zionis Israel dan para pendukungnya, dari kesabaran dan perlawanan rakyat Gaza.
Rahbar meyakini bahwa jika tidak ada bantuan-bantuan total dari Amerika Serikat, maka Israel dalam beberapa hari akan lumpuh saat berhadapan dengan pasukan perlawanan Palestina.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran ini menekankan pentingnya mobilisasi negara-negara Muslim dunia, dan tekanan negara-negara Muslim, untuk menghentikan segera kejahatan dan pemboman di Gaza sebagai hal yang urgen.
Di sisi lain, Ayatullah Khamenei meminta negara-negara Muslim untuk menutup jalur ekspor minyak dan bahan makanan ke Israel, tidak menjalin kerja sama ekonomi dengan Israel, dan secara lantang dengan suara keras mengecam kejahatan-kejahatan rezim ini di arena internasional, tanpa standar ganda, dan tanpa bertele-tele.
Ayatullah Khamenei menyebut salah satu tindakan tak tahu malu yang dilakukan Barat adalah menyebut para pejuang Palestina sebagai teroris. Politisi, dan media-media Barat menyebut pejuang Palestina sebagai teroris.
"Apakah mereka yang sedang membela tempat tinggal dan tanah airnya adalah teroris? Apakah orang-orang Prancis, yang bertempur di Perang Dunia ke-II melawan Jerman, adalah teroris? Bagaimana mungkin mereka bisa disebut pejuang dan menjadi kebanggaan Prancis, sementara para pemuda Hamas disebut teroris?" pungkasnya. [Tp]