telusur.co.id - Utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Yaman, Tim Lenderking mengatakan bahwa Iran terus memasok senjata dan obat-obatan, meskipun ada kesepakatan dengan Arab Saudi untuk memulihkan hubungan diplomatik.
Prospek untuk mengakhiri konflik di Yaman menguat berkat kesepakatan yang ditengahi China pada bulan Maret. Pembicaraan antara Saudi dan Ansarullah (Houthi) Yaman juga telah diadakan, dan gencatan senjata bertahan relatif kuat meskipun telah berakhir pada bulan Oktober tahun lalu.
Tetapi utusan AS mengatakan kepada wartawan dalam pengarahan online tentang kunjungan terakhirnya ke kawasan Timteng bahwa Iran terus memasok senjata dan obat-obatan.
“Orang-orang Iran terus menyelundupkan senjata dan obat-obatan dalam konflik ini, dan kami sangat prihatin bahwa (aktivitas) ini akan terus berlanjut meskipun ada keuntungan yang mungkin didapat dari kesepakatan Saudi-Iran,” kata Lenderking, dikutip dari Rai Al-Youm, Jumat (12/5/23).
“Meskipun kami menyambut baik kesepakatan antara Arab Saudi dan Iran, saya masih takut dengan peran Iran," sambungnya.
Dia juga mengklaim bahwa Teheran melatih dan mempersenjatai pejuang Houthi untuk melawan dan menyerang Arab Saudi.
Iran membantah mempersenjatai Ansarullah, yang menguasai Sanaa, ibu kota Yaman, setelah pemerintah korup terguling, dan sekarang menguasai sebagian besar wilayah Yaman.
Lenderking mengatakan bahwa perjanjian Saudi-Iran saja tidak cukup untuk mengakhiri konflik, yang hanya bisa diselesaikan melalui negosiasi antara pihak Yaman.
Dia menambahkan, AS tidak akan membuka kembali kedutaannya di Sanaa sampai yakin sepenuhnya bahwa perang telah berakhir dan ada proses perdamaian yang sangat mapan dan tidak dapat diubah. [Tp]