telusur.co.id - Anggota Dewan Pakar Partai Golkar, Ridwan Hisjam, menantang Ketua Organisasi DPD I Partai Golkar berdialog terbuka terkait dukungannya kepad Airlangga Hartarto, sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024.
Ridwan mengeklaim bahwa banyak ketua DPD I Golkar yang menerima ancaman untuk mendukung Airlangga sebagai capres. Untuk itu, ia menyimpulkan, pengakuan 'solid' yang diungkap para DPD I adalah hal palsu.
"Dialog sama saya ketua-ketua DPD I yang masih pertahankan Airlangga, saya tantang dialog di TV supaya nggak ada dusta di antara kita," kata Ridwan di Jakarta, Rabu (26/7/23).
Menurut Ridwan, sebanyak dua per tiga DPD I yang mengaku menolak Munaslub Golkar merupakan pengakuan palsu. Bahkan, Ridwan mengaku menerima sejumlah aduan pemaksaan untuk mendukung Airlangga.
"Saya mantan ketua Partai Golkar Provinsi Jawa Timur, mereka semua seperti yang disampaikan, ketakutan, karena ditelepon segera bikin rapat dukung Pak Airlangga, ini perintah. Ketua-ketua DPD itu telepon saya, kan junior-junior saya semua itu," katanya.
"Nggak ada 2/3 (DPD I menolak Munaslub), kalau ada 15 (DPD) itu palsu semua. Ditelepon, setelah itu telepon saya, saya diperintah (untuk mendukung Airlangga)," sambungnya.
Hal serupa juga diungkap oleh Ketua Organisasi DPD Partai Golkar Papua, Max Richard Krey, yang mengaku menerima laporan banyaknya pengurus daerah yang takut untuk berbicara.
Max menyebut para kader yang menyuarakan hal yang bertolak belakang dengan dukungan atas Airlangga Hartarto sering kali dicoret dari Daftar Caleg Sementara (DCS) maupun Daftar Caleg Tetap (DCT).
"Jujur saja, mau ada di DPR RI, mau ada di DPP, semua ketakutan bicara bagian ini," kata Max.[Fhr]