telusur.co.id - Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) menyerukan agar segera dilakukan musyawarah nasional luar biasa (munaslub) Partai Golkar. Alasannya, kondisi Golkar saat ini sedang tidak baik-baik saja, terlihat dari elektabilitas yang terus merosot, ditambah dengan kasus yang membanyangi Airlangga Hartarto.
"Wacana Munaslub di tubuh Partai Golkar yang saat ini sedang bergulir di tengah-tengah mencuatnya dugaan kasus korupsi Airlangga Hartarto selaku Ketum DPP Partai Golkar, bagi kami adalah solusi untuk menyelamatkan partai dari berbagai problem yang sedang dihadapi oleh partai Golkar,” ujar Inisiator GMPG Almanzo Bonara, dalam keterangannya, Selasa (25/7/23).
Bayangan kasus dugaan korupsi yang mengelilingi Airlangga Hartarto semakin menguat usai dirinya diperiksa selama 12 jam oleh Kejaksaan Agung. Airlangga mendapatkan 46 pertanyaan dari penyidik terkait dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
Menurut Almanzo, kasus dugaan korupsi ini cenderung akan semakin memperburuk elektabilitas Golkar.
Apalagi, berdasarkan survei baru-baru ini, Golkar cenderung mengalami kemerosotan, bahkan sebelum Airlangga diperiksa Kejagung. Salah satu contohnya adalah hasil survei dari lembaga Indikator yang dirilis pada 23 Juli 2023 (periode pengambilan data 20-24 Juni 2023).
Dari survei itu Golkar berada di angka 9,2%. Padahal, pada Februari 2023, partai itu meraih elektabilitas 11,8%. Bahkan survei LSI pada 1-8 Juli, Golkar di bawah PKS dengan elektabilitas 6,2%.
"Dari hasil survei menunjukan elektabilitas partai Golkar selalu mengalami kemerosotan yang signifikan, berada jauh dibawah PDIP dan Partai Gerindra. Sehingga dapat diperkirakan Partai Golkar akan sulit untuk menaikkan jumlah kursi legislatif. Begitu halnya dengan hasil survei terhadap calon presiden. Di mana hasil survei juga menunjukkan Airlangga Hartarto sebagai calon presiden tidak dapat diperhitungkan akibat elektabilitas yang terlalu rendah. Situasi ini menandakan bahwa ada kebuntuan dalam mendongkrak suara partai,” paparnya.
Ia melanjutkan, kasus dugaan korupsi yang membayangi Airlangga juga bisa berpengaruh ke aspek selain elektabilitas. Seperti proses konsolidasi dalam upaya mengejar pemenangan Pemilu 2024.
Hal ini tak dapat dipungkiri akan menjadi beban moral di internal Golkar akibat kasus tersebut. Oleh karenanya, Munaslub dibutuhkan untuk melakukan evaluasi terhadap putusan Munas 2019 terkait amanat Airlangga jadi calon presiden atau calon wakil presiden di Pilpres 2024. Sekaligus wacana menghadirkan kebaharuan di partai Golkar melalui perubahan kepemimpinan.
“Oleh karena itu kami meminta kepada Airlangga Hartarto selaku Ketua Umum untuk fokus saja dengan proses hukum yang sedang dijalani, dan kami mendorong DPP Partai Golkar serta para senior untuk sama-sama menyikapi problem partai dengan secepatnya mempersiapkan Munaslub. Hal ini penting guna melahirkan kepemimpinan baru yang bisa membawa perubahan bagi partai. Reposisi kepemimpinan baru Partai Golkar sangatlah penting dan urgensi untuk segera dilakukan dalam rangka menyelamatkan partai menuju kemenangan kontestasi pemilu 2024,” pungkasnya.[Fhr]