telusur.co.id - Tokoh masyarakat, ulama, didorong untuk membina warga di Kecamatan Garut Kota, Garut, Jawa Barat (Jabar) yang mengaku dibaiat masuk aliran sesat Negara Islam Indonesia (NII). Tujuan pembinaan itu agar mereka kembali ke ajaran Islam yang benar dan juga ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Mereka ini salah memahami agama. Mereka menjadikan pemerintah sebagai musuh utama. Kalau kita memahamai makna thogut itu kan berbeda," ujar Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid, dalam keterangannya, Kamis (7/10/21).
Habib Syakur menyarankan kepada pemerintah desa, tokoh masyarakat dan ulama setempat, untuk menggunakan pendekatan budaya dan adat istiadat, dalam membina mereka yang dibaiat NII. Selain itu, peran masyarakat sekitar juga sangat penting, terlebih ada anak-anak yang juga dibaiat.
"Masyarakat sekeliling harus memperhatikan, apalagi ini ada anak-anak yang dibaiat. Intinya harus memakai pendekatan kultural, pendekatan spiritual, "tuturnya.
Habib Syakur juga meminta TNI dan Polri, baik itu Babinsa, Babinkamtipmas, turun ke lapangan sebagai pendamping, membantu memberi pemahaman tentang kebangsaan kepada mereka, agar lebih menjiwai nilai-nilai Pancasila.
"Permasalahan di Garut yaitu NII itu adalah permasalahan yang sangat kompleks. Dan itu bisa diselesaikan dalam keluarga sendiri, secara adat istiadat, secara pendidikan, peradaban, pendidikan kebangsaan. Karena pendidikan kebangsaan sangat penting sekali," pungkasnya.
Diiketahui, sebanyak 59 anak dan orang dewasa diduga terjerumus ke dalam NII. Hal ini diketahui setelah salah satu orang tua dari anak berinisial G,15, melaporkan kepada pihak Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota bahwa anaknya masuk ke dalam NII.
Setelah itu, berbagai pihak seperti tokoh-tokoh agama, TNI serta Polri melakukan tabayun dan menyatakan hal ini telah diproses lebih lanjut. Anakpun sudah sadar lalu berjanji kembali ke ajaran Islam yang benar.[Fhr]