Tingkat Kepercayaan Publik Terhadap Polri Diyakini akan Terus Meroket - Telusur

Tingkat Kepercayaan Publik Terhadap Polri Diyakini akan Terus Meroket

Kepala Puskamnas UBJ Prof. Hermawan Sulistyo (Tangkapan layar)

telusur.co.id - Tingkat kepercayaan terhadap Polri mulai meningkat setelah sebelumnya sempat terjun bebas setelah kasus Ferdy Sambo. Hasil survei terbaru Indikator Politik menyebutkan public trust terhadap Korps Bhayangkara di angka 70,8 persen.

Kepala Puskamnas UBJ Prof. Hermawan Sulistyo mengatakan, usai kasus pembunuhan yang dilakukan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, angka kepercayaan publik terhadap Polri sudah baik. Namun angka 70,8 persen ini diyakini bisa terus meningkat.

"Sebenarnya angka 70,8 persen masih belum memuaskan, karena dulu pernah 80 persen. Sekarang tantangannya bisa nggak sampai (tingkat kepercayaan publik) 90 persen," kata Hermawan dalam diskusi daring yang digelar Jakarta Journalist Center dengan tema 'Berkah Ramadhan, Kepercayaan Publik Terhadap Publik Kembali Meningkat', Jumat (31/3/23).

Menurut Hermawan, tingkat kepercayaan terhadap Polri berbanding lurus dengan perilaku masyarakat. Kata dia, jangan berharap polisi bagus jika perilaku masyarakat masih buruk.

"Seperti contohnya tilang, saat polisi nilang masyarakatnya malah minta damai. Selama masyarakatnya brengsek jangan berharap polisinya bagus," jelasnya.

Hermawan menilai, Jenderal Listyo merupakan orang baik yang tidak mau menyinggung orang lain. Dalam hal ini dia angkat jempol kepada mantan Kabareskrim itu.

"Pak Kapolri dia mau menyenangkan semua orang. Untuk Sambo masih ditangani secara manusiawi," ucap dia.

Terkait tingkat kepercayaan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang lebih baik dari institusi Polri sendiri, Hermawan menganggap hal itu wajar. Pasalnya orang sekitar Kapolri banyak yang mumpuni.

"Saya terkagum liat polisi, terlebih orang-orang di sekitar Kapolri. Mereka itu orang-orang lulusan luar, itu yang menyiapkan materinya Kapolri," jelasnya.

Dalam diskusi ini turut hadir Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dan Direktur Center Initiative, Al Araf. (Ts)


Tinggalkan Komentar