Sabar Menerima Ujian Guna Meraih Paket Kebahagiaan - Telusur

Sabar Menerima Ujian Guna Meraih Paket Kebahagiaan


Telusur.co.id - Oleh: L. Fadli Muhamad, S.Ag., M.M. (Wakil Rektor Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi)

Dua bulan sudah (Maret s.d Mei 2020), Pandemi Covid-19 di Indonesia, membatasi dan mengurangi aktivitas kita di luar rumah (karantina). Berbagai aktivitas, mulai dari belajar, bekerja, dan beribadah dilakukan dari rumah. Tempat-tempat pariwisata dan hiburan ditutup.

Bidang perekonomian (perdagangan dan perindustrian), dibatasi jam operasional dan jumlah pergerakan manusianya.
Masa karantina selama Pandemi Covid-19 ini, sudah pasti memunculkan persoalan baru dalam kehidupan masyarakat.

Di bidang pendidikan, Organisasi Pendidikan, Keilmuwan, dan Kebudayaan Persyarikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menyebutkan hampir 300 juta peserta didik di seluruh dunia terganggu proses belajarnya dan terancam hak-hak pendidikannya di masa depan (https://www.kompas.tv/). 

Dari sisi keuangan yang diterima pengelola lembaga pendidikan, terutama lembaga pendidikan swasta, tidak sedikit dari mereka yang mengeluhkan berkurangnya keuangan operasional yang diterima dari siswa/mahasiswa. Menurut Rektor Institut Bisnis Muhammadiyah (IBM) Bekasi, Dr. H. Jaenudin, saat ini banyak perguruan tinggi swasta yang mengeluh karena berkurangnya penerimaan uang SPP dari mahasiswa, tidak terkecuali IBM Bekasi.

Pada sektor perekonomian (perdagangan dan perindustrian), menurut Muhammad Firdaus, Guru Besar Ilmu Ekonomi IPB, dampak Pandemi Covid-19 tidak jauh dari tiga persoalan ketidakseimbangan internal dan eksternal makroekonomi, yakni: inflasi, pengangguran, dan defisit neraca pembayaran (https://republika.co.id/).

Per bulan Februari 2020, sebelum Pandemi Covid-19, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Mei 2020, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 6,88 juta. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka (TPT)-nya turun menjadi 4,99 persen dari 5,01 persen pada periode yang sama tahun lalu dengan total angkatan kerja mencapai 137,91 juta orang.

Suhariyanto, Kepala BPS, memperkirakan jika masa darurat Pandemi Covid-19 bisa berakhir pada 29 Mei 2020 sebagaimana prediksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TPT tahun ini bisa mencapai kisaran 4,8 s.d 5 persen dari total angkatan kerja. Namun jika Pandemi Covid-19 masih mewabah hingga akhir tahun ini, dikhawatirkan TPT-nya akan lebih tinggi dari 5 persen (https://ekonomi.bisnis.com/).

Masalah-masalah yang muncul, baik positif maupun negatif, yang disebabkan adanya Pandemi Covid-19, merupakan ujian dari Allah SWT. Ketika kita menerima ujian itu, Islam mengajarkan agar kita senantiasa sabar dan tawakkal selama menerima dan menjalani ujian dari Allah SWT. 

Macam-macam ujian yang dihadapi oleh manusia dalam kehidupannya, bisa berupa kesulitan atau kesenangan. Ujian kesulitan bisa berupa kemiskinan, kelaparan, wabah penyakit, dan lain-lain. Sedangkan ujian kesenangan bisa berupa kekayaan, pangkat atau jabatan yang tinggi di tempat kerja, pasangan hidup yang cantik atau tampan, dan lain sebagainya.

Dalam menghadapi ujian-ujian tersebut, sikap yang harus dilakukan seorang mukmin adalah: pertama, tetap yakin atau optimis bahwa pertolongan Allah SWT akan datang kepada hambanya. Kedua, mengucapkan kalimat istirja yaitu: innaa lillaahi wainnaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali) setiap mendapat ujian. Selanjutnya sabar dan bertawakkal kepada Allah SWT atas ujian yang diterima.

Kesabaran sebagai cahaya
“Sesungguhnya aku ini Allah, tiada ilah selain Aku, Barang siapa yang tidak bersabar atas cobaan-Ku, tidak bersyukur atas segala nikmat-Ku. Serta tidak rela terhadap keputusan-Ku, maka hendaklah ia keluar dari kolong langit dan bumi dan carilah Tuhan selain Aku! (Hadits Qudsi).

Sabar adalah setengah dari iman. Sementara setengahnya lagi adalah rasa syukur yang dipanjatkan atas karunia Tuhan. Siapa orang yang mampu memadukan dan menggabungkan sabar dan syukur, maka dia telah menggenggam kebahagiaan sejati dalam hidupnya. Ia akan damai dan tenang untuk hidup dimana saja, sebab ia telah mendapatkan keridhaan Allah SWT.

Rasulullah SAW mendefinisikan kesabaran sebagai cahaya. Ash Shabru Dhiyaa’ demikian beliau sabdakan. Kesabaran adalah cahaya yang menerangi manusia dalam kegelapan. Kegelapan musibah yang mengguncang batin (jiwa). Kegelapan dalam menempuh jalan kebenaran yang belum tertuntaskan. Itu semua dapat diterangi oleh cahaya kesabaran yang dapat menuntun manusia untuk keluar dari lorong kegelapan.

Banyak manusia yang tidak kuasa menahan keluh-kesah saat menerima musibah atau ujian. Keluh-kesah itu muncul sebagai tanda ketidak-kuasaan jiwa. Suatu saat Rasulullah SAW pernah melintasi sebuah pemakaman. Beliau mendapati seorang perempuan yang sedang menangis terisak dekat salah satu kubur. Melihat hal itu, Rasulullah SAW berujar kepada perempuan itu: “Bertaqwalah dan bersabarlah, wahai saudariku!” 

Mendengar hal itu sang perempuan menjawab, “Tak usah kau pedulikan aku! Engkau belum pernah merasakan musibah seperti apa yang ku alami kini!” Perempuan itu tidak mengenali sumber suara yang menyapanya. Hingga ada orang yang menyampaikan kepadanya bahwa sesungguhnya pria tersebut adalah Rasulullah SAW.

Perempuan itu pun datang ke rumah Rasulullah SAW, ia hendak menyampaikan penyesalan karena telah berkata kasar kepada beliau. Setibanya di sana, maka perempuan itu menyatakan, “Maafkan aku baginda, aku telah berkata kasar kepada baginda sebab aku tidak mengetahui dirimu saat memberiku nasehat. Aku begitu sedih sebab kematian anak yang aku cintai, maafkan aku!”

Rasulullah SAW kemudian menasehati perempuan itu dengan sabdanya: “Kesabaran sejati itu akan muncul saat pukulan pertama kejadian!” (H.R. Muttafaqun Alaihi). Siapa yang bersabar, maka jiwanya tidak akan terguncang. Orang yang mengerti hakikat kesabaran, maka akan selalu bersikap tenang. Tidak pernah berkeluh-kesah, apalagi menyerah. Semua permasalahan dikembalikan kepada Allah SWT, Tuhan Penguasa Alam.

Paket kebahagiaan bagi yang sabar
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa kesabaran akan mendatangkan sedikitnya delapan manfaat bagi orang yang memilikinya. Pertama, kebersamaan dengan Allah SWT ditegaskan dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 153 dan Q.S. Al-Anfal ayat 46. Kedua, kesabaran dapat menghasilkan balasan tanpa batas, terdapat dalam Q.S. Az-Zumar ayat 10. Ketiga, meraih kecintaan Allah SWT, firman pada Q.S. Ali-Imran ayat 146. Keempat, cara untuk meraih kepemimpinan, diterangkan dalam Q.S. As-Sajdah ayat 24.

Kelima, cara untuk mendatangkan keberuntungan, ditegaskan oleh Allah SWT dalam Q.S. Ali-Imran ayat 200. Keenam, kesabaran adalah penolong dan senjata, hal ini terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 45. Ketujuh, mendapatkan ampunan dan rahmat yang sempurna dan petunjuk Allah SWT, sebagaimana di firmankan Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 157.

Dan kedelapan, sebuah sebab yang membuat malaikat mengucapkan selamat di Surga, difirmankan oleh Allah dalam Q.S. Ar-Ra’d ayat 23 s.d 24.
Semua keutamaan di atas adalah balasan yang tidak ternilai bagi mereka yang mampu bersabar.

Oleh karena itu, jadilah orang yang bersabar dalam menghadapi berbagai persoalan dan ujian dalam hidup, terutama disaat Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Pandemi Covid-19 merupakan salah satu ujian dari Allah SWT, jika kita bersabar menerima ujian ini, insyaa Allah paket kebahagiaan yang telah Allah janjikan di atas akan kita dapatkan semua.

Wallahu a’lam bish-shawabi.


Tinggalkan Komentar