telusur.co.id - Habib Rizieq Shihab kembali membantah dia menyebarkan kabar bohong terkait hasil tes usap di RS Ummi Kota Bogor‎.

Dia beralasan, aturan yang menyatakan seseorang dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR setelah ada Peraturan Kementerian Kesehatan No 446 Tahun 2021 tentang Penggunaan Rapid Diagnostic Test Antigen Dalam Pemeriksaan Corona Virus Disease 20219 (Covid-19).

Rizieq menjelaskan, dirinya mengetahui hasil PCR pada Senin, 30 November 2020,‎ sedangkan Tim Satgas Covid-19 meminta hasil pada 27 November 2020.

"Tidak ada ketentuan antigen menjadi tolak ukur, seseorang positif Covid-19, yang menentukan tes swab PCR. Kalau ada tes PCR baru bisa ditentukan positif atau tidak," kata Rizieq dalam sidang yang digelar di PN Jakarta Timur, Rabu (21/4/21).

Mantan Imam Besar FPI itu menjelaskan, saat Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor meminta hasil tes usap dirinya, saat itu belum keluar hasil tes PCR dari RSCM. "Apakah saya berbohong?‎" tanyanya kepada saksi.

Lalu, Rizieq bertanya kepada semua saksi, apakah ada kasus Covid-19 yang diperkarakan ke persidangan seperti kasusnya. Keenam saksi menjawab, tidak ada.

Kemudian, tayangan video Rizieq yang sedang makan dengan anak dan menantu di RS Ummi Kota Bogor. Menurut Rizieq, tidak ada aturan tes antigen dijadikan tolok ukur, seseorang positif Covid-19.

"Lalu, apakah video saya makan bersama anak saya dan menantu saya, melanggar aturan?" tanyanya lagi. ‎

Terakhir, Rizieq menegaskan, ‎surat yang beredar isinya menyatakan kerahasiaan status kesehatan dirinya, betul dibuatnya.

"Saya sendiri yang menandatangani surat itu," terangnya.

Sebelumnya, Rizieq membantah tudingan menyebarkan kabar bohong hasil tes usap di RS Ummi, saat Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor bersaksi beberapa waktu lalu. [Tp]