Telusur.co.id - Oleh: Dr. H. Ahmad Zain Sarnoto, M.A. (Dosen Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta dan Direktur Lembaga Kajian Islam dan Psikologi)
Mewabahnya Pandemi Covid-19 yang menjalar dihampir seluruh dunia, termasuk di Indonesia berdampak multi-dimensi, tidak hanya menyangkut persoalan kesehatan tubuh (fisik) tetapi menyangkut juga masalah ekonomi, sosial, budaya yang berpengaruh pula kepada aspek kesehatan jiwa (psikis) seseorang.
Kondisi kejiwaan (psikologis) seseorang menjadi dasar dalam menghadapi goncangan yang ditimbulkan oleh Pandemi Covid-19 ini, maka diperlukan langkah bagaimana menguatkan jiwa ditengah wabah pandemi ini.
Sabar dalam kajian psikologi, dapat dikategorikan menjadi salah satu tema kajian psikologi positif, seperti halnya kemampuan bersyukur (gratitude) dan kemampuan memberikan maaf/memaafkan (forgiveness).
Banyak hal yang dapat diupayakan dalam rangka menguatkan jiwa, dalam Islam berpuasa di Bulan Ramadhan, yang merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman, adalah salah satu upayanya, yaitu dengan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan, dimulai sejak adzan Subuh hingga adzan Maghrib, tentu banyak pelajaran atau hikmah dari ibadah ini, diantarnya adalah latihan kesabaran.
Sabar adalah bagian dari usaha manusia dalam mencari solusi saat munculnya persoalan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 153, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. 2:153).
Menurut Prof. M. Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah jilid 1 halaman 363, ayat ini mengajak orang yang beriman untuk menjadikan shalat dan kesabaran sebagai penolong untuk menghadapi cobaan hidup.
Penutup ayat di atas menyatakan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar, mengisyaratkan bahwa jika seseorang ingin teratasi penyebab kesedihan atau kesulitanya, maka ia harus menyertakan Allah SWT dalam setiap langkahnya.
Jika dimaknai dari aspek psikologis ayat di atas, secara eksplisit memberikan gambaran bahwa kondisi sabar dapat digunakan sebagai suatu bentuk usaha dalam memecahkan masalah (problem solving).
Dalam menjalani proses mencari pemecahan dari masalah yang dihadapi setiap manusia membutuhkan pertolongan dari Allah SWT. Memohon pertolongan kepada Allah dari setiap persoalan yang kita hadapi adalah ikrar yang selalu kita lafadzkan dalam setiap shalat kita, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah ayat 5: “Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin” (Hanya kepada-Mu-lah kami menyembah dan hanya kepada-Mu-lah kami mohon pertolongan).
Ramadhan dengan ibadah puasanya pada musim pandemi ini mengajarkan kepada kita, pentingnya melatih diri dengan kesabaran, sabar adalah proses dalam usaha mencarikan solusi dari setiap persoalan dan setiap manusia memerlukan pertolongan dari Allah SWT, maka shalat salah satu upaya kita mendekatkan diri kepada Allah agar dikuatkan jiwa menghadapi cobaan dalam hidup dan mendapatkan solusi terbaik.
Semoga Pandemi Covid-19 segera berlalu, sehingga kita dapat menjalani kembali kehidupan sosial dengan normal, tidak ada lagi tekanan psikis (kejiwaan) karena takutnya terpapar Covid-19.