Patahkan Stigma 'Seperti Penjara', P.CWIP Resmikan Pembangunan Ponpes Al-Fath yang Modern Intelektual - Telusur

Patahkan Stigma 'Seperti Penjara', P.CWIP Resmikan Pembangunan Ponpes Al-Fath yang Modern Intelektual


telusur.co.id - Perkumpulan Cahaya Warisan Ibu Pertiwi (P.CWIP) akan membangun pondok pesantren (Ponpes) di 31 Provinsi yang ada di Indonesia. Rangkaian ini diawali dengan pembangunan Pondok Pesantren Al-Fath, yang berada di Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat.

Dewan pembina P. CWIP, Mayjend (Purn) Tatang Zaenudin mengatakan, pembangunan ponpes bertujuan mendidik anak bangsa agar memahami nilai-nilai Agama Islam.

"Pembangunan (ponpes Al-Fath) ini adalah proyek perdana kita dari 31 lokasi yang sudah direncanakan," ujar Tatang, Rabu (11/1/22).

Peletakan batu pertama di Ponpes Al-Fath, kata Tatang, merupakan anugerah baginya dan pengurus P.CWIP. Karena menurutnya mengembangkan ilmu agama Islam guna memajukan bangsa merupakan kewajiban yang harus dijalankan.

"Saya harap Ketum maupun pengurus  amanah dalam mengurus sehingga ponpes apa yang kami inginkan sesuai rencana dan bermanfaat bagi yang akan sekolah di ponpes," tegasnya.

Sementara itu, Ketum P.CWIP, Agus Sudarmawan mengatakan, pihaknya sudah memiliki anggaran untuk membangun 31 ponpes tersebut. Meski begitu dirinya tak menutup kemungkinan jika pemerintah dan CSR Perusahaan untuk bersinergi mengembangkan program miliknya itu. 

"Saya harap ada donatur lain yang bisa bersinergi, sehingga program yang dijalankan lebih sukses. Untuk pemerintah juga kami minta dukungan agar kita dapat sinergi, agar amanah hingga program selesai," jelasnya.

Salah satu tujuan pembangunan ponpes, sambung Agus, untuk mengubah mindset masyarakat tentang keberadaan ponpes. Pasalnya masih banyak masyarakat yang menganggap ponpes seperti penjara.

Oleh karenanya, dia berharap akan banyak bermunculan ponpes modern intelektual, yang tidak hanya mempelajari ilmu agama namun juga ilmu lainnya.

"Kita juga akan berikan laboratorium komputer khusus. Nantinya kita akan ada wisata ilmu dan perpustakaan yang berisi buku tentang ekonomi politik dan agama," paparnya.

Selain program pembangunan pondok pesantren pihaknya juga memiliki program ekonomi mandiri merujuk ke kelautan perikanan. Pihaknya akan menyediakan cold storage untuk menyimpan ikan secara gratis yang mereka kelola sendiri. 

"Ke depan kita mengarah ke kepala daerah, semua menjadi rangkuman sehingga bisa sinergi dengan program kepala daerah," tegasnya.

Kemudian, Ketua Badan Kongres Internasional Forum Budaya dan Warisan Dunia RKA Gusti Putri Wulan Sari mengapresiasi atas peresmian pesantren ini. Dia berharap akan ada sinergitas yang terjalin dalam membangun program ini.

"Sebagai penerus generasi muda, kita ingin membangun warisan dan budaya. Ini menjadi momentum kita mensejahterakan masyarakat sekitar dan membantu pembangunan yang belum disentuh oleh pemerintah, " jelasnya.

Lalu Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fath Abuya Najmi menuturkan, ponpes miliknya tidak pernah kekurangan meski menggratiskan biaya untuk siswa dhuafa dan yatim piatu. Namun pembangunan ponpes ini merupakan suatu amanah yang harus dijalankan sebaik-baiknya.

"Mudah-mudahan dengan adanya penambahan bangunan ponpes akan bermanfaat. Soal Pembelajaran, ponpes kami sama dengan pesantren salaf lain yang ada di dunia ini, 50 persen hafalan Quran dan ilmu agama, dan 50 persen belajar ilmu lain," terangnya. (Ts)


Tinggalkan Komentar