telusur.co.id - Panglima Angkatan Darat Iran, Mayor Jenderal Amir Hatami, mengatakan rezim Zionis gagal mencapai satu pun tujuan utamanya selama perang agresi 12 hari terhadap Iran pada bulan Juni, seraya menekankan bahwa Republik Islam muncul lebih kuat di setiap bidang militer.
Berbicara pada hari Sabtu tentang jalannya perang yang dipaksakan, Mayor Jenderal Hatami mengatakan bahwa tujuan utama musuh adalah menghancurkan kemampuan nuklir Iran sepenuhnya, tetapi gagal. "Kekuatan nuklir kami didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri, dan kemampuan semacam itu tidak dapat dilenyapkan," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa musuh juga berusaha mengganggu struktur pertahanan Iran dengan membunuh para komandan. "Dengan keputusan cepat dan bijaksana dari Panglima Tertinggi (Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei) dan penunjukan komandan baru, rencana ini pun berakhir dengan kegagalan," ujar Panglima Angkatan Darat.
Hatami melanjutkan dengan mengatakan bahwa target lainnya adalah kekuatan rudal Iran. "Musuh ingin menghancurkan kemampuan rudal kami selama perang 12 hari ini, tetapi itu tidak pernah terjadi. Hingga saat-saat terakhir, dengan kekuatan rudal kami, kami berhasil melumpuhkan musuh dan menyerang target di wilayah pendudukan."
Ia mencatat bahwa pada hari-hari terakhir perang, Iran mengintensifkan operasi rudalnya, yang menantang dan membanjiri sistem pertahanan rudal rezim Zionis.
Komandan tersebut lebih lanjut menyatakan bahwa musuh juga berusaha menghancurkan kekuatan pertahanan udara Iran, tetapi gagal di area tersebut. "Hari ini Anda dapat melihat peran aktif dan efektif pasukan pertahanan udara kami," ujar Hatami.
Menekankan pentingnya pelajaran yang dipetik dari konflik tersebut, jenderal tinggi itu mengatakan pengalaman pilot Iran yang terlibat pertempuran dengan musuh selama perang 12 hari harus dicatat dengan cermat dan dimanfaatkan untuk perencanaan masa depan.
Pada 13 Juni, rezim Zionis melancarkan perang agresi yang tak beralasan terhadap Iran, yang menargetkan wilayah militer, nuklir, dan permukiman selama 12 hari berturut-turut. Amerika Serikat kemudian meningkatkan konflik dengan menyerang tiga lokasi nuklir Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan pada 22 Juni.
Angkatan Bersenjata Iran memberikan respons yang cepat dan tegas. Pasukan Dirgantara IRGC melancarkan 22 gelombang serangan rudal balasan dalam Operasi True Promise III, yang menimbulkan kerusakan signifikan dan kerugian besar di berbagai kota di wilayah pendudukan.
Sebagai balasan atas serangan AS, pasukan Iran juga menargetkan Pangkalan Udara al-Udeid di Qatar —instalasi militer Amerika terbesar di Asia Barat— dengan rentetan rudal.
Konfrontasi berakhir pada tanggal 24 Juni, ketika gencatan senjata diberlakukan.
Sumber: TNA