telusur.co.id - Rektor Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar menganggap, putra Amien Rais, Mumtaz Rais belum layak menjadi menteri. Alasannya, dikhawatirkan ketika Mumtaz menjadi salah satu menteri justru memperburuk keadaan.
Hal ini dikatakan Musni untuk menyoroti kabar Partai Amanat Nasional (PAN) akan menyodorkan Mumtaz masuk Kabinet Indonesia Maju.
"Mumtaz Rais, belum layak jadi Menteri. Kalau Presiden Jokowi pilih dia, makin hancur negara," kicau Musni menggunakan akun Twitter @musniumar, Sabtu (4/7/20).
Musni mengusulkan Presiden Joko Widodo membuat zaken kabinet bila ingin melakukan reshuffle . Dia berharap, Presiden memilih orang ahli yang memihak terhadap kepentingan rakyat.
"Sebaiknya dibentuk zaken kabinet yang diisi para ahli yang memihak kepada kepentingan seluruh rakyat Indonesia," tuturnya.
Kemarin, Ketua DPP KNPI Jubir Darsun mendukung Mumtaz menjadi menteri. Karena, Mumtaz berasal dari kalangan milenial yang memiliki kapasitas secara politik.
"Beliau orangnya sangat terbuka, gampang diajak untuk diskusi serta memiliki kapasitas baik secara intelektual maupun Politik, saya sangat mengapresiasi jika Mumtaz masuk sebagai menteri di jajaran kabinet Jokowi-Ma’ruf," kata Jubir Darsun kepada wartawan, Jumat (3/7/2020).
Sementara itu, politisi PSI Muannas Alaidid menilai rencana pengajuan Mumtaz masuk kabinet Jokowi-Ma'ruf merupakan aksi barisan sakit hati.
"Bukti sebagian besar orang hari ini sakit hati karena tidak lagi kebagian kekuasaan," kata Muannas menggunakan akun Twitter @muannas_alaidid.
Mumtaz mengaku siap masuk kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Terlebih, Mumtaz telah mundur dari pencalonan Pilkada Sleman 2020.
"Kalau memang Tuhan punya jalan lain ya, saya siap. Harus siap karena panggilan negeri," kata Mumtaz.[Fhr]