telusur.co.id - Kenaikan subsidi untuk pembelian motor listrik dari Rp7 juta menjadi Rp10 juta per orang, dinilai telah melukai perasaan rakyat.
Dalam upaya mempercepat transisi ke energi bersih, pemerintah Indonesia telah meningkatkan subsidi untuk pembelian kendaraan listrik dan konversi dari BBM menjadi listrik
Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat menilai, kebijakan ini di satu sisi merupakan gambaran kemajuan teknologi dan komitmen terhadap lingkungan. Namun, sisi lain, memunculkan debat tentang efektivitas dan keadilan alokasi anggaran yang signifikan.
"Tindakan ini adalah respons terhadap perubahan iklim global yang mendesak dan kebutuhan untuk mengurangi emisi karbon. Namun, ada keraguan yang mendasar, apakah langkah ini menjangkau seluruh spektrum masyarakat atau hanya menguntungkan segelintir kelompok yang beruntung," ujar Achmad Nur Hidayat, ditulis Senin (13/11/23).
Dalam konteks sosial-ekonomi Indonesia yang kompleks, tantangan harian seperti akses terbatas ke pendidikan berkualitas masih terjadi dan kehidupan ekonomi masyarakat belum membaik, subsidi yang besar untuk kendaraan listrik sangat tidak relevan.
Lebih jauh lagi, peningkatan kualitas dan aksesibilitas transportasi publik berbahan bakar bersih dapat menjadi solusi yang lebih inklusif dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat, dibandingkan dengan subsidi kendaraan listrik individu.
"Meskipun kendaraan listrik dianggap sebagai alternatif yang lebih bersih, transisi sektor transportasi yang menyeluruh sangat penting dan harus melampaui perubahan individu yang justru biayanya akan lebih membebani negara dengan dampak terbatas," ungkap dia.
Ia menilai, investasi dalam kendaraan listrik mungkin menunjukkan manfaat jangka panjang dalam mengurangi emisi. Namun dampak langsung dan luas dari peningkatan layanan sosial dasar seperti kesehatan, pendidikan dan kebutuhan rakyat yang mendasar lainnya dapat dirasakan sehari-hari oleh warga.
"Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur pendidikan yang memadai dan investasi dalam kesehatan publik dapat memberikan dampak yang lebih besar dan langsung kepada masyarakat," ujar dia.[Fhr]