telusur.co.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong hilirisasi komoditas unggulan nasional, termasuk kelapa sawit, dengan pendekatan inovatif. Salah satu terobosan terbaru dilakukan melalui pengembangan produk cokelat berbasis minyak sawit, sebagai bagian dari strategi menciptakan nilai tambah dan memperluas pasar industri hilir dalam negeri.
Langkah ini digagas Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim (BBSPJIHPMM) Makassar, salah satu unit pelaksana teknis Kemenperin, melalui lokakarya peningkatan kapasitas UMKM yang digelar pada 22–24 April 2025.
"Minyak sawit memiliki potensi besar sebagai bahan baku produk bernilai tambah tinggi. Salah satunya adalah inovasi pembuatan cokelat berbasis minyak sawit yang kami dorong melalui pelatihan ini," ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, dalam pernyataan resminya, Sabtu (3/5).
Andi menilai, Sulawesi Selatan memiliki posisi strategis dalam transformasi industri sawit nasional. Berdasarkan data BPS 2024, provinsi ini memiliki luas perkebunan sawit mencapai 44.014 hektare dengan total produksi crude palm oil (CPO) sebanyak 112.377 ton per tahun.
“Dengan potensi tersebut, Sulawesi Selatan bisa menjadi pusat pertumbuhan industri hilir sawit di Kawasan Timur Indonesia,” tambahnya.
Lokakarya pengolahan cokelat berbasis sawit ini diikuti oleh 30 peserta dari kalangan UMKM dan masyarakat lokal, dan merupakan hasil kolaborasi antara BBSPJIHPMM Makassar, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), serta Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Perjuangan.
Kepala BBSPJIHPMM Makassar, Shinta Virdhian, menyatakan bahwa pelatihan ini dirancang untuk membekali pelaku UMKM dengan pengetahuan teknis dan keterampilan praktis dalam menciptakan produk turunan sawit yang inovatif dan berkualitas tinggi.
"Ini bukan sekadar pelatihan, tetapi langkah strategis dalam memacu daya saing UMKM dan membuka peluang baru di pasar lokal dan global. Peserta juga mendapatkan sertifikat kompetensi sebagai bentuk pengakuan atas keterampilan mereka," ungkap Shinta.
Senior Analis Divisi UKMK BPDPKS, Anwar Saddat, menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh upaya hilirisasi berbasis sawit melalui pelatihan langsung kepada pelaku UMKM.
“Kami ingin masyarakat merasakan manfaat nyata dari dana pengembangan industri sawit. Inovasi seperti cokelat dari minyak sawit membuka peluang usaha baru yang berkelanjutan,” katanya.
Apresiasi juga datang dari Sekretaris Jenderal DPP APKASINDO Perjuangan, A. Sulaiman H. Andi Loeloe. Ia menilai pelatihan ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga menggugah kesadaran masyarakat akan potensi luar biasa dari sawit sebagai produk konsumsi.
“Solusi kreatif seperti ini dapat mendorong pertumbuhan industri hilir sekaligus memperkuat nilai ekonomi sawit rakyat,” ujarnya.
Kemenperin meyakini bahwa hilirisasi sawit melalui produk inovatif seperti cokelat berbasis minyak sawit akan mendongkrak nilai tambah, memperluas ekspor, dan menciptakan lapangan kerja, khususnya di sektor industri kecil dan menengah (IKM).
“Kegiatan ini adalah bentuk sinergi nyata antara pemerintah, petani, dan UMKM dalam menjawab tantangan industri nasional. Kami harap para pelaku usaha lokal semakin inovatif dan mampu bersaing di pasar global,” tutup Andi Rizaldi.[iis]