telusur.co.id - Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigjen Yahya Saree mengatakan Angkatan Laut (AL) negara ini telah melancarkan dua operasi serangan terhadap kapal AS dan kapal Inggris di lepas pantai negara itu, demi membela Palestina. sementara Pemimpin Ansarullah Sayid Abdul Malik Al-Houthi bersumpah bahwa Yaman akan terus beraksi di Laut Merah demi Palestina.
Dikutip Al Alam, pada konferensi pers di Sanaa, ibu kota Yaman, Selasa (6/2/24), Saree mengatakan serangan itu dilakukan dengan menggunakan “rudal yang sesuai” dan menyasar kapal curah Star Nasia milik AS dan kapal kargo umumBritish Morning Tide milik Inggris di Laut Merah, demi membela orang-orang Palestina yang tertindas di Gaza dan sebagai tanggapan atas agresi gabungan AS-Inggris terhadap Yaman.
Dia menegaskan lagi bahwa semua kapal perang AS dan Inggris di Laut Merah dan Laut Arab adalah target yang sah bagi Yaman, dan bahwa militer negara ini akan terus melanjutkan operasi anti-Israel sampai rezim Tel Aviv menghentikan serangannya terhadap Gaza dan mencabut semua pembatasan pasokan bantuan kemanusiaan bagi penduduknya.
Yaman telah menyatakan dukungan terbuka mereka terhadap perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel sejak rezim tersebut melancarkan perang dahsyat di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah faksi-faksi pejuang di Gaza melancarkan serangan fajar bersandi Operasi Badai Al-Aqsa terhadap Israel.
Sementara itu, pemimpin gerakan Ansarullah, Sayid Abdul Malik al-Houthi, di hari yang sama bersumpah bahwa Yaman akan terus melakukan eskalasi militer jika serangan Israel di Gaza tidak berhenti.
“Saya memperingatkan mereka. Mereka pertama-tama harus menghentikan agresi biadab dan brutal mereka terhadap Gaza, dan menghentikan blokade mereka terhadap rakyat Palestina yang tidak mereka beri bantuan dan obat-obatan. Jika mereka tidak melakukannya maka kami akan berupaya untuk melakukan eskalasi lebih banyak dan lebih banyak,” kata Sayid Abdul Malik al-Houthi.
Dia menekankan bahwa proyek yang diwakili oleh Ansarallah adalah penyelamatan dari subordinasi hegemoni AS, Zionis dan lainnya.
Dalam pidatonya pada peringatan syahidnya Sayid Hussein Badruddin al-Houthi, Sayid Abdul Malik menegaskan, “Umat kita saat ini adalah umat yang sangat besar dengan letak geografis yang paling penting, dan memiliki perekonomian dan sumber daya yang sangat besar, namun umat ini terbelenggu, lemah, dan tidak berdaya.”
“Amerika meneror sebagian besar negara umat kita, sebagian besar pemimpinnya, dan sebagian besar tentaranya dengan kata-kata ancaman atau intimidasi. Mana sikap umat Islam kita di dunia Arab dan di tempat lain, yang berjumlah ratusan juta orang, mengenai apa yang terjadi saat ini di Palestina?” ujarnya.
Sayid Abdul Malik juga menyebutkan bahwa bangsa Yaman, meskipun diagresi selama sembilan tahun serta diblokade sampai sekarang, namun dapat mengambil sikap yang tersendiri dan istimewa.
“Kita bergegas menghadapi segi tiga kejahatan AS, Israel dan Inggris, kita siap berkorban, dan kita yakin akan menang. Kita adalah orang-orang merdeka, maka tak ada dominasi, hegemoni dan keputusan AS atas kita. Seandainya kita tergolong pengkhianat dan antek yang pernah menguasai negara kita maka AS dan Inggris tidak akan mengagresi kita,” terangnya.
Dia memastikan bahwa apapun yang dilakukan segi tiga kejahatan itu terhadap Yaman tidak akan mempengaruhi tekad dan kehendak bangsa Yaman dalam membela bangsa Palestina.
“Maka mereka harus menghentikan perang terhadap Gaza, dan memasukan obat-obatan dan bahan makanan ke Gaza, karena jika tidak maka akan berusaha melakukan eskalasi (militer),” pungkasnya. [Tp]