telusur.co.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi meluncurkan program “Indonesia Makin Cakap Digital” pada tahun 2021.
“Dalam perjalanannya program literasi digital telah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat di 515 kabupaten dan kota di 34 provinsi. Kegiatan ini berfokus pada peningkatan wawasan dan kecakapan yang diukur berdasarkan empat pilar digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital," ujar Dirjen Aptika Kominfo, Samuel Abriijani Pengerapan.
Kemenkominfo akan terus meningkatkan pencapaian tersebut dengan menyasar kelompok-kelompok strategis di masyarakat. Untuk meningkatkan skor indeks literasi digital Indonesia ke level baik, Kemenkominfo secara konsisten akan terus menjalankan kegiatan literasi digital.
“Pada tahun 2022 akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat agar tujuan peningkatan skor indeks literasi digital dapat tercapai dan peningkatan kecakapan digital tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal," kata Menkominfo Johnny G. Plate, dalam sambutan program Makin Cakap Digital.
Kominfo bersama Siberkreasi kembali melaksanakan webinar pada Senin (17/10/22) untuk kelompok masyarakat wilayah Sumatra. Webinar mengangkat tema “Konsep Bisnis Digital: Pemasaran Melalui Whatsapp”.
Webinar tersebut dihadiri oleh lebih dari 1.300 orang. Hadir sebagai narasumber Indiriyanto Banyumurti, Direktur Eksekutif ICT Watch & Praktisi Literasi Digital; Sukma Nurjagat, Relawan MAFINDO Jakarta & Praktisi Literasi Digital; serta Julita Hazeliana, Komite Edukasi MAFINDO Jakarta & Praktisi Literasi Digital.
Dalam webinar tersebut, Indiriyanto Banyumurti membahas mengenai konsep pemasaran melalui whatsapp ditinjau dari perspektif cakap digital. Dia menjelaskan, whatsapp marketing adalah jenis pemasaran dan promosi yang dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi pesan whatsapp.
"Ada empat strategi pemasaran via whatsapp. Pertama, sediakan nomor khusus untuk melayani pelanggan. Kedua, buatlah katalog produk untuk memudahkan konsumen untuk melihat produk kita. Ketiga, gunakan fitur story untuk promosi produk. Terakhir, manfaatkan fitur whatsapp secara maksimal untuk membantu kita dalam melayani konsumen," papar Indiriyanto.
Kemudian Sukma Nurjagat membahas mengenai konsep pemasaran melalui whatsapp ditinjau dari perspektif etis digital. Menurutnya, ada tiga etika yang perlu dipahami dalam melakukan pemasaran melalui whatsapp.
"Pertama, tidak melakukan promosi secara terus menerus kepada konsumen. Kedua, gunakan kalimat kalimat yang postif dan berikan informasi yang jujur. Terakhir tidak membuat konten promosi yang menjelekan produk lain," ujar Sukma.
Lalu Julita Hazeliana melengkapi pembahasan mengenai konsep pemasaran melalui whatsapp ditinjau dari perspektif pilar aman digital.
“Apapun aktivitas yang kita lakukan di ruang digital tidak pernah ada yang 100 persen aman. Karenanya selalu berpikir kritis dan tidak mudah percaya dengan semua hal yang ada di internet dapat menjadi satu proteksi keamanan yang paling efektif untuk menghindarkan kita dari tindakan kejahatan internet," kata Julita Hazeliana. (Fhr)