telusur.co.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi meluncurkan program “Indonesia Makin Cakap Digital” pada tahun 2021.
“Dalam perjalanannya program literasi digital telah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat di 515 kabupaten dan kota di 34 provinsi. Kegiatan ini berfokus pada peningkatan wawasan dan kecakapan yang diukur berdasarkan empat pilar digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital," ujar Dirjen Aptika Kominfo, Samuel Abriijani Pengerapan.
Kemenkominfo akan terus meningkatkan pencapaian tersebut dengan menyasar kelompok-kelompok strategis di masyarakat. Untuk meningkatkan skor indeks literasi digital Indonesia ke level baik, Kemenkominfo secara konsisten akan terus menjalankan kegiatan literasi digital.
“Pada tahun 2022 akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat agar tujuan peningkatan skor indeks literasi digital dapat tercapai dan peningkatan kecakapan digital tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal," kata Menkominfo Johnny G. Plate, dalam sambutan program Makin Cakap Digital.
Kominfo bersama Siberkreasi kembali melaksanakan webinar literasi digital untuk komunitas di wilayah Maluku, Papua, pada hari Selasa, (18/10/22). Webinar kali ini mengangkat tema “Strategi Jitu Pengembangan Bisnis Berbasis Media Digital”.
Webinar tersebut dihadiri oleh lebih dari 1.200 orang dari berbagai kelompok masyarakat di wilayah Maluku dan Papua. Webinar menghadirkan Pradipta Nugrahanto, CEO Paberik Soeara Rakjat & Praktisi Literasi Digital; Rizky Ardi Nugroho,Co Founder Paberik Soeara Rakjat & Praktisi Literasi Digital; Tio Utomo, Market Editor at FIFA + & Praktisi Literasi Digital, sebagai narasumber.
Dalam webinar tersebut, Pradipta Nugrahanto membahas strategi jitu pengembangan bisnis berbasis media digital ditinjau dari perspektif cakap digital. Menurutnya untuk menunjang pengembangan bisnis berbasis media digital mengetahui dan memahami landskap digital.
"Hal ini akan sangat membantu kita untuk mengoptimalkan potensi bisnis melalui digital platform. Bila memahami dengan baik kita dapat mengetahui bagaimana cara yang paling tepat untuk dapat mengoptimalkan pengembangan bisnis melalui digital media platform tersebut ," kata Pradipta.
Kemudian Rizki Ardi Nugroho menjelaskan mengenai strategi jitu pengembangan bisnis berbasis media digital ditinjau dari perspektif etika digital. Selain cakap dalam mengoperasikan teknologi digital, juga harus perlu membekali diri dengan kompetensi etika dalam bermedia digital atau netiket.
"Netiket merupakan tata krama dalam menggunakan internet begitu juga dalam melakukan pengembangan bisnis berbasis media digital perlu adanya tata krama agar menghindarkan bisnis dari UU ITE," jelas Rizki.
Lebih jauh Tio Utomo memaparkan mengenai strategi jitu pengembangan bisnis berbasis media digital ditinjau dari perspektif keamanan digital. "Untuk melengkapi kemampuan literasi digital dalam melakukan pengembangan bisnis berbasis media digital, pemahaman terkait keamanan digital juga perlu dikuasai.
"Hal ini bertujuan untuk melindungi aset digital bisnis kita seperti konten dan akun dari bahaya digital. Beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan untuk mengamankan aset digital bisnis. Pertama, gunakan password yang kuat. Kedua, aktifkan fitur keamanan tambahan. Ketiga, selalu gunakan watermark di setiap konten yang dibuat. Terakhir, selalu waspada dan kritis dengan semua informasi yang kita dapat di internet," paparnya. (Tp)