Gaungkan Gerakan Penghijauan di Kawasan Puncak Bogor, BAKN DPR RI Tanam Sejuta Pohon - Telusur

Gaungkan Gerakan Penghijauan di Kawasan Puncak Bogor, BAKN DPR RI Tanam Sejuta Pohon

Ist

telusur.co.idAnggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI, Amin Ak menyerukan gerakan penghijauan masif di kawasan Puncak, Bogor. Ia bersama anggota BAKN lainnya menanam pohon dalam kegiatan bertajuk "Program Reforestasi Tanam Sejuta Pohon", di Kawasan Agrowisata Gunung Mas, Cisarua Bogor, Jumat (2/5). 

Program ini dilaksanakan sebagai bentuk respons terhadap kondisi lingkungan yang kian mengkhawatirkan akibat deforestasi, alih fungsi lahan, serta meningkatnya risiko bencana alam.

Dalam kegiatan tersebut, BAKN DPR RI bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dalam pengadaan dan penanaman pohon secara berkelanjutan. Kerja sama ini mencakup penyediaan bibit pohon, pemetaan wilayah yang akan direforestasi, serta pendampingan teknis dalam proses penanaman.

“Ini bukan sekadar seremoni. Kerja sama dengan PTPN menunjukkan bahwa sinergi antara negara dan BUMN bisa menjadi kekuatan besar untuk memperbaiki kerusakan lingkungan,” ujar Amin.

Wakil Ketua Fraksi PKS itu mengungkapkan, kawasan Puncak yang dulu dikenal sebagai benteng ekologi bagi Jabodetabek, kini tengah mengalami penurunan tutupan hutan yang sangat drastis.

Alih fungsi lahan menjadi permukiman dan vila telah mengikis kemampuan kawasan ini dalam menyerap air hujan, sehingga memperbesar risiko banjir dan longsor.

Kondisi ini terbukti dalam bencana banjir bandang yang melanda kawasan Bogor pada Maret 2025 lalu. Banjir tersebut diduga kuat dipicu oleh kerusakan lingkungan akibat masifnya konversi lahan kebun menjadi permukiman dan bangunan vila. 

Akibatnya, sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan parah, termasuk tujuh unit jembatan yang terdampak. Satu warga dilaporkan meninggal dunia akibat terseret arus deras, sementara bencana hidrometeorologi ini juga memengaruhi kehidupan 1.399 jiwa dari 381 keluarga.

Laporan Forest Watch Indonesia (FWI) mengungkapkan bahwa sejak awal 2000-an, kawasan Puncak telah kehilangan ribuan hektare tutupan hutannya. Sekitar 5.700 hektare hutan di kawasan Puncak dan sekitarnya hilang hanya dalam periode 2000–2016. 

Pada tahun 2000, tutupan hutan masih mencapai 9.111 hektare, namun menyusut drastis menjadi hanya 3.640 hektare pada 2018.

Dari jumlah tersebut, hanya sebagian kecil yang masih tergolong taman nasional dan cagar alam, sementara sisanya telah berubah menjadi kawasan hutan produksi.

Perubahan fungsi lahan ini mengakibatkan daya serap air menurun tajam. Kawasan yang semula berfungsi sebagai daerah resapan kini telah dipadati bangunan vila, permukiman padat, serta kebun-kebun intensif. 

Akibat tekanan terhadap daya dukung lingkungan yang kian besar, kawasan Puncak kehilangan kemampuannya menampung air secara alami, sehingga bencana seperti banjir bandang menjadi lebih mudah terjadi.

"Banjir bandang yang menghantam sejumlah wilayah di Bogor, bukan lagi peringatan, tapi konsekuensi nyata dari kerusakan hutan. Jika kita tidak bertindak sekarang, bencana yang lebih besar bisa datang kapan saja," tegas Amin.

Program penanaman sejuta pohon ini, menurut Amin, menjadi bagian dari upaya BAKN untuk memastikan bahwa pengawasan keuangan negara tidak hanya berorientasi pada angka, tetapi juga berdampak nyata bagi keberlanjutan lingkungan hidup.

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, swasta, dan pemerintah daerah untuk turut serta dalam gerakan ini.

"Kita butuh gotong royong untuk menghijaukan kembali kawasan Puncak. Ini bukan hanya soal alam, tapi soal keberlangsungan hidup manusia," tutup Amin.


Tinggalkan Komentar