telusur.co.id - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, sanksi terhadap para pejabat Rusia dan pemutusan akses ke sistem pembayaran internasional SWIFT bermakna sebagai pemutusan hubungan.
"Moskow siap dengan semua skenario," kata Lavrov, Sabtu (29/1/22) mengacu pada meningkatnya ketegangan dengan negara-negara Barat.
"Sanksi terhadap para pejabat Rusia dan larangan mengakses sistem keuangan yang dikendalikan Barat, berarti pemutusan hubungan yang tidak akan menguntungkan siapa pun," tegasnya seperti dikutip laman Farsnews.
Menyusul ancaman oleh beberapa pejabat tinggi Barat untuk memutuskan akses Rusia ke sistem antarbank SWIFT karena ketegangan di Ukraina, seorang anggota parlemen Rusia memperingatkan Eropa tentang konsekuensi dari tindakan itu.
Nikolai Zhuravlov mengatakan negara-negara Eropa yang mengimpor produk Rusia, termasuk minyak dan gas, akan kehilangan sumber energi ini jika Moskow tidak bisa menggunakan sistem SWIFT.
Di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Barat, muncul sebuah spekulasi di tengah negara-negara Eropa tentang pemutusan akses Rusia ke sistem SWIFT.
Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa sekutunya menuduh Rusia merencanakan serangan ke Ukraina dan mengancam Moskow dengan konsekuensi ekonomi yang parah.
Namun, para pejabat Rusia berulang kali membantah tuduhan itu, dan memperingatkan Washington dan NATO tentang akibat dari keanggotaan Ukraina di NATO. [Tp]
Diancam Barat, Rusia Tegaskan Siap Hadapi Semua Skenario

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov. (Foto: rt.com).