Telusur.co.id - Dr. Ahmad Zain Sarnoto
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), jujur adalah lurus hati; tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya), sedangkan kejujuran adalah sifat (keadaan) jujur; ketulusan (hati); kelurusan (hati) (https://kbbi.web.id/).
Pengertian Jujur, dalam Bahasa Arab dikenal dengan istilah ash shidqu atau shiddiq, yang memiliki arti nyata atau berkata benar. Kejujuran, dalam bahasa Arab artinya merupakan bentuk kesesuaian antara ucapan dan perbuatan atau antara informasi dan kenyataan.
Jika dipahami lebih jauh lagi, kejujuran berarti bebas dari kecurangan, mengikuti aturan yang berlaku dan kelurusan hati.
Dalam Islam, seseorang yang memiliki sifat jujur (kejujuran) akan memperoleh kemuliaan dan derajat yang tinggi di sisi Allah.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat al Ahzab ayat 35 yang artinya, “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang sidiqin (benar), laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”.
Dari ayat di atas, kita dapat memahami bahwa jujur atau bertindak benar, termasuk dalam salah satu sifat mulia yang mendatangkan ampunan dari Allah SWT, dan tentu saja orang yang beriman sangat mengharapkan ampunan dari Allah SWT, maka mari berlaku jujur.
Berpuasa di bulan ramadhan adalah cara terbaik melatih kita berlaku jujur, betapa tidak, di siang hari yang terik, saat haus dan lapar menerpa serta tersedianya makanan, namun kita tidak mau menyentuhnya, sekalipun tidak ada orang yang melihat, mengapa, karena kita sedang berpuasa.
Selain mengajarkan kejujuran, puasa juga sedang melatih kepedulian kita, saat lapar dan haus datang, kita dapat membayangkan bagaimana saudara-saudara kita yang hidup dalam “kemiskinan”, terlebih saat pandemi covid-19 ini, dimana banyak orang yang terpaksa menganggur dan kehilangan pekerjaan, tidak punya uang untuk mencukupi kebutuhan harian mereka.
Karena pentingnya sifat jujur itu, dalam ajaran Islam kejujuran merupakan jalan lurus yang akan menghantarkan jalan keselamatan dari azab Allah SWT di akhirat kelak. Bahkan, kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk berteman dan bergaul bersama orang-orang yang jujur. Dalam Al-Qur’an surat at Taubah ayat 119, Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang sidiqin (berlaku jujur)”.
Dengan bergaul dan berteman bersama orang-orang yang jujur diharapkan akan membawa kita terbiasa menjaga kejujuran dalam diri dan kehidupan kita.
Kejujuran adalah modal utama bagi manusia dalam menegakkan kebenaran di muka bumi. Munculnya berbagai macam perilaku negatif ditengah masyarakat seperti korupsi, manipulasi, kecurangan dan perilaku negatif lainnya adalah biang kerok terjadinya kekacauan sistem sosial kemasyarakatan dan ketidakadilan.
Kejujuran dan menegakkan kebenaran adalah ciri dari orang yang beriman, sebagaimana firman Allah dalam al-Quran surat al-Ahzab ayat 70, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah, dan ucapkanlah perkataan yang benar”.
Kecurangan, penipuan, kebohongan atau sifat khianat adalah lawan dari sifat jujur, berkhianat pada amanah rakyat dengan korupsi, kolusi dan nepotisme mementingkan urusan pribadi dan golongannya di atas kepentingan rakyat, adalah bentuk perilaku yang keji.
Sifat ini amat dibenci oleh Allah dan termasuk dalam ciri-ciri orang yang munafik. sebagaimana diungkapkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam bersabdanya, yang artinya: “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, apabila berbicara selalu bohong, jika berjanji menyelisihi, dan jika dipercaya khianat” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari ibadah puasa di bulan ramadhan, dengan berperilaku jujur dan menjunjung tinggi kejujuran. Karena jika kejujuran telah masuk ke relung hati setiap orang yang sedang berpuasa, maka siapapun dia, mau pejabat atau rakyat jelata, akan menghindarkan dirinya dari perbuatan yang tercela.
Penyebaran wabah pandemi covid-19 ditengah ramadhan tahun ini, semoga menyadarkan kita semua akan arti penting kejujuran, karena sifat jujurlah yang akan menghantarkan kemuliaan di sisi Allah SWT dan di hadapan manusia.