Bahaya Gas Air Mata Bagi Paru, Pakar Kesehatan: Bisa Picu Sesak Nafas - Telusur

Bahaya Gas Air Mata Bagi Paru, Pakar Kesehatan: Bisa Picu Sesak Nafas


telusur.co.id - Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. Tjandra Yoga Aditama, menyampaikan informasi penting tentang gas air mata yang digunakan pada massa demonstran. 

Tjandra menjelaskan, bahan kimia yang digunakan pada gas air mata, dapat mengandung beberapa bahan kimia, seperti chloroacetophenone (CN), chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloropicrin (PS), bromobenzylcyanide (CA), dan dibenzoxazepine (CR).

"Secara umum dapat menimbulkan dampak pada kulit, mata dan paru serta saluran napas," ujar Prof Tjandra dalam keterangannya, Senin (1/9/2025). 

Gejala akutnya, lanjut dia, dapat berupa dada berat, batuk, tenggorokan seperti tercekik, batuk, bising mengi, dan sesak napas. Pada keadaan tertentu dapat terjadi gawat napas (respiratory distress). 

"Masih tentang dampak di paru, mereka yang sudah punya penyakit asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) maka kalau terkena gas air mata maka dapat terjadi serangan sesak napas akut yang bukan tidak mungkin berujung di gagal napas (respiratory failure)," ucapnya. 

Selain di saluran napas, kata Prof Tjandra, gejala lain adalah rasa terbakar di mata, mulut dan hidung. Lalu dapat juga berupa pandangan kabur dan kesulitan menelan. Juga dapat terjadi semacam luka bakar kimiawi dan reaksi alergi.

Kendati dampak utama gas air mata adalah dampak akut yang segera timbul, pada keadaan tertentu dapat terjadi dampak kronik berkepanjangan. Hal ini terutama jika paparan berkepanjangan, dalam dosis tinggi dan apalagi kalau di ruangan tertutup. 

"Dampak gas air mata akan tergantung dari tiga point. Ke satu, seberapa besar dosis gas yang terkena pada seseorang, makin besar paparannya tentu akan makin buruk akibatnya. Point ke dua, dampak juga akan tergantung dari kepekaan seseorang terhadap bahan di gas itu, serta kemunkinan ada gangguan kesehatan tertentu pada mereka yang terpapar. Point ke tiga, dampak akan tergantung dari apakah paparan ada di ruang tertutup atau ruang terbuka, demikian juga bagaimana aliran udara yang membawa gas beterbangan, apakah ada kebetulan ada angin kencang ketika ada gas air mata dan lain-lain," tukas Adjunct Professor Griffith University, Australia, ini.[Nug] 


Tinggalkan Komentar