Ayatollah Ali Khamenei Berjanji Balas Dendam Atas Kematian Fakhrizadeh - Telusur

Ayatollah Ali Khamenei Berjanji Balas Dendam Atas Kematian Fakhrizadeh

Ayatollah Ali Khamenei

telusur.co.id - Pemimpin Tertinggi republik Islam Ayatollah Ali Khamenei berjanji untuk membalas pembunuhan Fakhrizadeh dan mengatakan pekerjaan nuklirnya akan terus berlanjut.

Dia menyerukan agar para pelakunya dihukum, dan dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situsnya, Khamenei mengatakan bahwa ilmuwan itu "mati syahid oleh penjahat dan tentara bayaran yang kejam".

Sehubungan dengan pembunuhan tersebut, Khamenei mengatakan pihak berwenang Iran harus secara serius mempertimbangkan dan menindaklanjuti dua masalah.

"Pertama adalah menindaklanjuti kejahatan ini dan secara tegas menghukum pelakunya, dan yang lainnya, menindaklanjuti upaya ilmiah dan teknis para martir di semua sektor yang dia kerjakan," katanya.

Fakhrizade, 63, pernah menjadi anggota Pengawal Revolusi Iran dan ahli dalam produksi rudal. Dia menjabat sebagai kepala Organisasi Inovasi dan Penelitian Pertahanan kementerian pertahanan pada saat kematiannya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara khusus menyebut nama Fakhrizadeh dalam presentasi 2018 tentang program nuklir Iran. "Ingat nama ini," katanya.

Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan ada bukti yang menunjukkan keterlibatan Israel dalam pembunuhan itu, tetapi tidak jelas siapa sebenarnya yang melakukan serangan itu.

Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Majid Takht Ravanchi, menulis dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat bahwa beberapa ilmuwan top Iran telah tewas dalam "serangan teroris".

Dia menyebut pembunuhan "pengecut" atas Fakhrizadeh sebagai upaya untuk "mendatangkan malapetaka" di wilayah tersebut dan mengganggu pembangunan Iran di bidang sains dan teknologi.

PBB mendesak 'menahan diri' atas
Kematian Fakhrizadeh karena dapat memicu konfrontasi antara Iran dan para pesaingnya di minggu-minggu terakhir kepresidenan AS Donald Trump, sekaligus mempersulit upaya apa pun oleh Presiden terpilih Joe Biden untuk menghidupkan kembali diplomasi dengan Iran.

“Kami telah mencatat laporan bahwa seorang ilmuwan nuklir Iran telah dibunuh di dekat Teheran hari ini. Kami mendesak untuk menahan diri dan kebutuhan untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan di wilayah tersebut, '' kata juru bicara Guterres Farhan Haq. [ham]

Sumber Aljazeera


Tinggalkan Komentar