telusur.co.id - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Leon Alvinda Putra mengaku, bila beberapa akun media sosial dan Whatsapp pengurusnya diretas.

Peretasan terjadi usai BEM UI menyebut Presiden Joko Widodo sebagai "The King of Lip Service". Sebutan tersebut viral setelah foto Jokowi berdiri di mimbar dan memakai tahta raja diunggah oleh Twitter BEM UI, Sabtu (26/5/21).

Menanggapi hal tersebut, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mempersilakan pihak BEM UI untuk melapor dugaan peretasan yang menimpa mereka. Setelah ada laporan, Polri akan mengusutnya.

"Laporkan saja (dugaan peretasan yang dialami BEM UI), silakan," ujar Argo dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/6/21).

Hingga saat ini, kata Argo, Polri belum dapat mengusut dugaan peretasan yang menimpa para punggawa BEM UI. Pasalnya belum ada laporan dari BEM UI ke pihak kepolisian.

"Dalam hal ini kan Polri harus tahu password akun tersebut, dan sebagainya. Jadi nanti terlihat apa yang diretas," katanya.

Seperti diketahui, Presiden juga telah angkat bicara terkait unggahan dan label yang diberikan BEM UI terhadapnya. Menurut Jokowi, apa yang dilakukan para mahasiswa merupakan bentuk kritik di negara demokrasi.

"Saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa dan ini negara demokrasi. Jadi kritik ini ya boleh-boleh saja," ujar Jokowi melalui keterangan yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (29/6/21). (Tp)