telusur.co.id -Partai Buruh menghormati usulan dibentuknya koalisi permanen yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Presiden RI Prabowo Subianto. Terlebih, wacana itu bukan gagasan baru, karena sudah pernah muncul di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Di masa pemerintahan Pak SBY pun model itu sudah pernah diupayakan walaupun pada praktiknya ternyata tidak berhasil. Di awal pemerintahan terbangun kemesraan, tetapi begitu mendekati pemilu berikutnya muncul keretakan," kata Ketua Tim Pencapresan Partai Buruh Said Salahudin di Jakarta, Senin (17/2/25).
Secara teori, menurut dia, koalisi permanen mempunyai basis argumentasi yang kuat dari perspektif hukum tata negara. Banyak negara demokrasi di dunia mengimplementasikan model koalisi permanen.
Dengan begitu, pengentalan koalisi akan tercermin di parlemen dengan munculnya dua fraksi besar, yaitu fraksi kumpulan partai-partai pendukung pemerintah dan fraksi penyeimbang atau oposisi.
"Kalau di masa Pak SBY koalisi permanen dulu gagal terbangun, tetapi di era Pak Prabowo sekarang boleh jadi bisa berhasil. Semuanya akan diuji oleh waktu," kata dia.
Selain itu, dia menyampaikan bahwa Partai Buruh sudah mendesain sistem rekrutmen dan seleksi capres-cawapres yang menitikberatkan pada kehendak rakyat.
Dalam upaya itu, Tim Pencapresan Partai Buruh juga akan melibatkan kalangan eksternal yang mempunyai kredibilitas dan independensi untuk menyusun model rekrutmen capres dari Partai Buruh.
Ke depannya, Partai Buruh akan menggelar konferensi para tokoh, akademisi, aktivis, dan kelompok pro-demokrasi lainnya untuk bersama-sama menyusun prosedur, tata cara, dan mekanisme penjaringan capres yang akan diusulkan oleh Partai Buruh di Pemilu 2029.
"Sistem penjaringan akan kami desain secara partisipatif, terbuka, transparan, dan krediibel. Fokusnya adalah untuk calon Presiden. Sedangkan untuk calon Wakil Presiden akan ditetapkan sendiri oleh Partai Buruh," kata dia.
Namun, lanjut dia, bisa saja nantinya model rekrutmen capres Partai Buruh juga bakal menemukan titik sambung dengan agenda koalisi permanen dari Gerindra. Dia pun tak menutup kemungkinan peluang itu bisa terjadi, walaupun saat ini belum bisa dipastikan.
"Apalagi Pemilu 2029 masih empat tahun lagi. Penjajakan untuk membangun koalisi saya kira baru akan menghangat menjelang pendaftaran parpol calon peserta pemilu di tahun 2027," katanya.
Untuk itu, dia menyampaikan bahwa Partai Buruh siap berkoalisi dengan partai politik manapun sepanjang mempunyai kesamaan visi dengan untuk mewujudkan negara yang sejahtera.
"Partai mana pun yang mempunyai kesungguhan hati untuk mensejahterakan kelas pekerja seperti buruh, petani, nelayan, dan orang-orang kecil lainnya, maka Partai Buruh siap berjabat tangan untuk berkoalisi," kata dia.[Fhr]