Tunjuk Tentara Jadi Menag, Pengamat: Ini Terobosan Jokowi - Telusur

Tunjuk Tentara Jadi Menag, Pengamat: Ini Terobosan Jokowi

Pengamat Politik UIN Jakarta, Adi Prayitno

telusur.co.id - Pengamat Politik UIN Jakarta, Adi Prayitno menyambut positif terbentuknya Kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin.

Adi juga melihat revolusi mental yang dilakukan Jokowi dengan komposisi menteri di kabinetnya. Jika sebelumnya Menteri Agama menjadi monopoli Nahdlatul Ulama (NU), saat ini Jokowi menunjuk Jenderal (Purn) Fachrul Razi.

"Tapi dia (Jokowi) punya keinginan besar untuk merubah sejumlah sektor Kementerian yang dinilai strategis dengan trobosan-terobosan yang menurut banyak orang mungkin gak masuk akal. Tapi kalau kita baca secara utuh, ternyata ini trobosan Jokowi yang luar biasa. Misalnya kementerian agama (Kemenag)," kata Adi Prayitno saat ditemui telusur.co.id di Jakarta Selatan, Kamis (24/10/19).

Adi mengatakan, Kemenag adalah kementerian yang paling banyak disorot oleh orang, dan selama ini biasanya menjadi monopoli salah satu identitas politik tertentu. Menurutnya, saat ini Jokowi sudah tidak mau ambil pusing, gamau sudah kompromi. Jokowi ingin membenahi Kementerian menggunakan orang-orang yang berpikir tangkas dan tegas, makanya dipilihlah Jenderal Fachrul Razi itu .

"Artinya Kementerian Agama begitu-begitu aja lah saya kira begitu, cenderung berjalan di tempat. Makanya kemudian Jokowi mengirimkan satu menteri yang memang tidak pernah kenal kompromi pada siapapun. Orang baru, tegas, karena latar belakangnya militer dan diharapkan mampu memberikan suasana baru," terang Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia.

Dan bagi Jokowi, lanjut dia, saat ini reformasi birokrasi adalah keniscayaan. Jokowi akan memangkas semua hal yang dianggap menghambat terutama birokrasi.

"Nah Pak Fachrul Razi ini, karena dia latar belakangnya militer, itu dia orangnya tidak akan pernah mau kompromi, itu yang saya bilang ini baru revolusi mental, mengirim orang yang memang memiliki tradisi dan budaya yang berbeda dengan menteri-menteri sebelumnya," ungkap Adi.

Selain itu, lanjut Adi, penunjukkan Fachrul Razi adalah agar tidak ada ruang bagi ekstrimisme dan radikalisme berbasis agama.

"Salah satu cara menyelesaikan yaitu adalah dengan pendekatan militer dalam tanda kutip. Dalam arti tidak ada kompromi dengan kelompok-kelompok radikal, kelompok Taliban yang sudah cukup merongrong. Nah ini saya kira adalah suatu eksperimen sebemarnya dicoba oleh Jokowi, apakah dengan tradisi orang baru yang tidak seperti biasanya akan bisa membenahi Kementerian Agama," bebernya.

Begitu pula, kata dia, dengan Kemendikbud. Menurutnya, selama ini Kemendikbud tidak maju dan tidak mundur, seakan-akan hanya berjalan di tempat.

"Ini ada anak muda milenial yang penuh dengan gagasan yang dia berani mengeksekusi itu, kan itu sebenarnya yang ingin diharapkan. Makanya kemudian ketika melihat sejumlah Kementerian, ada Nadim, walaupun latar belakangnya dianggap tidak relevan, Saya kira justru Jokowi ingin menguji kemampuan Nadim di situ," katanya.

"Jadi, succes Story ketika dia bikin go-jek ingin dia cloning di Kemendikbud. Kan gak mungkjn Nadim bisa bikin gojek yang cukup luar biasa tanpa ada manuver, tanpa ada keberanian. Nah Pak Jokowi sepertinya ingin kerja cepat, dan tentu harus ada menteri yang larinya juga cepat," pungkasnya.  [asp]


Laporan : Fahri Haidar
 


Tinggalkan Komentar