telusur.co.id - Harian Inggris, Guardian, menukil dari buku “The Divider: Trump in White House 2017-2021” bahwa mantan Presiden AS ini takut ia akan dibunuh oleh Iran.
“Berdasarkan isi sebuah buku, Trump takut akan dibunuh Iran sebagai pembalasan dendam atas pembunuhan (Jenderal Qassem) Soleimani”, tulis Guardian, yang dikutip FarsNews, Rabu (13/9/22).
“Trump pada Desember 2020 berkata kepada teman-temannya bahwa ia khawatir Iran berusaha membunuhnya, sebagai bentuk pembalasan atas terbunuhnya Jenderal Iran, Qassem Soleimani dalam serangan drone AS setahun sebelumnya,” tambah Guardian.
Iran sendiri berkali-kali telah menyatakan secara transparan soal sikapnya untuk menindaklanjuti pembalasan dendam terhadap para peneror Jenderal Soleimani.
Guardian mengaku telah mendapatkan satu eksemplar dari buku di atas, yang rencananya akan diterbitkan pekan ini. Buku ini ditulis oleh pasangan suami istri, jurnalis New York Times, Peter Baker, dan jurnalis New Yorker, Susan Glasser.
Baker dan Glasser menguraikan kebijakan dan sikap Pemerintahan Trump kepada Iran, mulai dari ketidaksukaannya terhadap JCPOA yang diteken oleh Barack Obama, hingga keluarnya AS dari kesepakatan ini, rontoknya drone canggih AS oleh Iran, dan kemudian teror terhadap Jenderal Soleimani.
Menurut Baker dan istrinya, kendati Trump kerap sesumbar dalam pidato-pidatonya usai pembunuhan Syahid Soleimani, nada bicaranya berubah di forum-forum eksklusif dan di tengah teman-temannya.
“Dalam sebuah pesta anggur, Trump berkata kepada beberapa kawannya di Florida bahwa ia takut Iran berencana membunuhnya. Sebab itu, ia terpaksa kembali ke Washington, tempat ia merasa lebih aman,” tulis Baker. [Tp]