telusur.co.id - Ternyata ekonom senior Rizal Ramli pernah ditawari menjadi Ketua Umum Partai Demokrat 3,5 tahun lalu. Namun, ia menolaknya karena masih menganggap Susilo Bambang Yudhoyono sebagai kawan baiknya.
“SBY itu teman lama saya,” ujar Rizal Ramli mengutip Bang Arif Channel yang ditayangkan oleh Forum News Network, beberapa waktu lalu.
Lalu, Rizal Ramli pun bercerita tentang pertemanannya dengan Susilo Bambang Yudhoyono, mulai dari saat SBY menjadi Menteri ESDM pada era Gus Dur, hingga menjadi Presiden RI.
Mantan Kepala Bulog ini mengatakan bahwa tiga program SBY yaitu Pro Growth, Pro Poor, dan Pro Job merupakan paper Indonesia Bangkit buatan Rizal Ramli.
Tokoh nasional itu menceritakan tawaran tersebut saat dirinya pernah diundang makan oleh pendiri Partai Demokrat Ventje Rumangkang.
Ventje mengatakan dirinya kecewa karena Partai Demokrat saat ini telah menjadi partai keluarga. Karena itu, jika tidak diselamatkan, maka perolehan suara partai tersebut bisa terus turun ke tujuh (7) persen.
Akhir cerita, sang pendiri partai Demokrat itu merayu Rizal Ramli agar bersedia memimpin partai berlambang segilima mercy itu. Ventje mengatakan, jika Rizal Ramli bersedia memimpin partai tersebut, setidaknya bisa mendongkrat suara partai itu menjadi 10 persen.
Dalam perbincangan di channel itu, Rizal Ramli menyebut kalau dia lebih suka disebut tokoh pergerakan. “Soekarno, Hatta, Natsir dan kawan-kawan lain adalah tokoh pergerakan pada masanya. Mereka merupakan kaum intelektual, dan generasi pembaca. Mereka itu sangat demokratis.
"Karena itu, walau berbeda pendapat, mereka tidak pernah bermusuhan secara pribadi,” pungkasnya. (fir)