telusur.co.id - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, akan mengirim surat kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin terkait pelarangan ceramah di PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), oleh salah satu komisaris perusahaan BUMN itu.
"Apa yang salah pada diri penceramah ini? Saya minta bukti, apa buktinya mereka radikal? Bagi saya, saya belum bisa terima ini ya," kata Buya Anwar dikutip dari kanal YouTube TV One, Minggu (11/4/21).
Buya Anwar mengaku sangat mengenal Kiai Maruf Amin selama memimpin MUI. "Saya hapal betul apa yang ada di dalam isi kepala beliau itu,” tuturnya.
Dijelaskan Buya Anwar, selama memimpin MUI, Ma’ruf Amin bertoleransi dalam hal yang bersifat majalul ikhtilaf (perbedaan pendapat) tetapi bersikap tegas dalam hal-hal yang pokok (ushuliyah).
Jika pengajian itu melanggar ushuliyah, pelarangan ini bisa diterima. Sebaliknya, bila hanya masalah majalul ikhtilaf, maka kebijakan melarang pengajian bertentangan dengan sikap KH Ma’ruf Amin selama ini.
"Timbul pertanyaan dalam diri saya, mengapa di negeri yang dimana Wapresnya mantan Ketua Umum MUI mengapa kok masih ada orang yang berbuat seperti ini (melarang pengajian)? Ini pertanyaan besar bagi saya,” ucapnya.
Oleh karena itu, tegas dia, dalam beberapa hari ini, apabila belum tidak ada kejelasan, dirinya akan berkirim surat protes kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin.[Fhr]